Belajar merupakan salah satu aktivitas manusia yang membutuhkan konsentrasi. Konsentrasi yang baik berhubungan dengan respon yang dihasilkan secara cepat dan benar. Tingkat konsentrasi seseorang dapat diukur dengan menggunakan uji stroop (Stroop Test). Faktor yang mempengaruhi konsentrasi dapat dibagi dalam dua faktor, yaitu faktor individual dan faktor situasional. Faktor individual adalah faktor yang sudah melekat dan sudah ada pada diri masing-masing individu seperti indeks massa tubuh (Body Mass Index). Sedangkan faktor situasional adalah faktor dari luar yang dapat diubah dan dapat diatur seperti lingkungan fisik kerja (temperatur, kebisingan dan pencahayaan). Lingkungan fisik kerja yang baik akan memberikan pengaruh besar terhadap kinerja mahasiswa. Oleh karena itu, perancangan lingkungan fisik kerja sangat diperlukan. Pada penelitian ini, eksperimen dilakukan di Climate Chamber Lab. Sistem Kerja & Ergonomi, Universitas Jenderal Achmad Yani. Penelitian ini menggunakan metode Desain Faktorial dengan empat variabel independent, yaitu temperatur, kebisingan, pencahayaan dan BMI (body mass index). Setiap faktor memiliki tiga level/taraf dengan variabel responnya adalah Reaction Time for Correct Answer (RTCA). Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh temperatur, kebisingan, pencahayaan dan BMI (body mass index) terhadap konsentrasi mahasiswa. Dan kondisi optimum lingkungan fisik kerja untuk meningkatkan konsentrasi adalah temperatur 18°C - 24°C, kebisingan 30 – 40 dB dan pencahayaan 180 lux – 250 lux.
CITATION STYLE
Mulyasari, R. S., & Puspita, H. D. (2021). PENGARUH BODY MASS INDEX DAN LINGKUNGAN FISIK KERJA TERHADAP KONSENTRASI MAHASISWA DI RUANG BELAJAR FTM. UNJANI BANDUNG. Infomatek, 23(1), 43–54. https://doi.org/10.23969/infomatek.v23i1.3998
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.