Saat ini pantai Lombong yang merupakan bagian dari kawasan pantai di Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat mengalami kerusakan akibat abrasi, sehingga sarana dan prasarana umum di beberapa tempat terancam mengalami kerusakan. Untuk itu dilakukan analisis terhadap potensi abrasi melalui suatu penelitian, berupa kegiatan lapangan dan analisis yang antara lain adalah analisis energi fluks gelombang menggunakan data arah dan kecepatan angin; analisis material endapan pantai; analisis arus sepanjang pantai; serta analisis data pasang surut. Berdasarkan hasil pengukuran di atas, beda tinggi dataran pantai tempat pemukiman berada relatif sangat landai (0.2-1.0 m) dengan jarak yang sangat dekat terhadap garis pantai yaitu 18 hingga 52 m. Hasil analisis data angin menunjukkan bahwa arah angin dominan yang dapat memicu timbulnya gelombang di perairan Majene, adalah angin yang berasal dari arah barat (18,11 %) dan angin barat laut (17,41 %). Tinggi gelombang dari arah barat dan barat laut relatif lebih tinggi dibandingkan dengan dari arah lainnya, karena arah ini mempunyai kecepatan dan panjang fetch angin yang lebih besar. Analisis data pasang surut memunjukkan bahwa rentang air di perairan Majene ini adalah 170 cm dengan tinggi duduk tengah muka laut (MSL) 89.99 cm, sedangkan dari perhitungan konstanta harmonik mengidentifikasikan bahwa tipe pasang surut di perairan Majene tersebut adalah tipe campuran condong harian tunggal (mixed mainly diurnal tides). Berdasarkan hasil perhitungan energi fluks, terlihat bahwa daerah-daerah yang berpotensi mengalami proses abrasi adalah di titik amat 1 - 2; 6 - 13; 14 - 17; 19 - 21, sedangkan pantai yang berpotensi mengalami sedimentasi adalah pada titik amat 2 – 3; 13 – 14; 17 – 19. Titik amat 3 – 6 dan 21 – 22 relatif stabil. Kata kunci: Pantai Lombong, Abrasi, Gelombang, Angin, Pasang surut Currently, the coastal area of Lombong as part of Malunda sub district, Majene, West Sulawesi has suffered damage caused by abrasion and some places has threatened damaged on public facilities and infrastructure. This is the reason why the study of abrasion potential has been conducted. We did some analysis, such as wave flux energy by using wind direction and velocity; coastal sediment material; longshore current and tidal data analysis beside the field work. Study result indicate that the coastal plain height different is about 0.2 to 1.0 m in term of mean sea level, and the horizontal distance of 18-52 m of the nearest building from the shoreline. Wind analysis result obtained that the dominant wind direction that could lead to a wave in Majene waters are winds coming from the west (18.11%) and northwest (17.41 %) which is relatively higher compared to other direction, which has long fetch and greater wind speed. Tidal data analysis showed that the tidal range in Majene waters is 170 cm and mean sea level is 89.99 cm. According to the harmonic constant calculation that identify the type of tide in Majene waters is mixed mainly diurnal tides. calculation on energi flux reveal that areas which are potentially experiencing on abrasion process are at locations between points of 1 to 2; 6 to13; and 14 to 17, while areas which are potentially experiencing sedimentation are at locations between points 2 to 3; 13 to 14; and 17 to 19, and points 3 to 6 and 21 to 22 are relatively stable. Key words: Lombong beach, abrassion, waves, winds, tides.
CITATION STYLE
Yudhicara, Y., & Yossy, M. (2016). PROSES ABRASI DI KAWASAN PANTAI LOMBONG, MAJENE, SULAWESI BARAT. JURNAL GEOLOGI KELAUTAN, 9(3), 159. https://doi.org/10.32693/jgk.9.3.2011.208
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.