Anak putus sekolah merupakan Pemuda Rentan yang biasanya menghabiskan hari-hari mereka dengan nongkrong di pinggir jalan atau di persimpangan jalan serta di pos ronda, hal ini karena mereka masih belum produktif (belum bekerja). Sebagian dari pemuda rentan ada yang sudah bekerja namun hanya sebagai buruh kasar dengan upah sebesar 40-60 ribu rupiah per hari, dibandingkan dengan Desa lainnya anak putus sekolah/pemuda rentan di Desa Bukit Kayu Kapur memiliki persentase yang lebih tinggi yaitu mencapai 7%, yakni sebanyak 114 jiwa, dari total jumlah penduduk produktif sebanyak 1630 jiwa. Hal ini dikarenakan Pemuda Rentan tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus untuk dapat bekerja dan memperoleh upah yang lebih baik.Telah dilaksanakan kegiatan Program Kemitraan Masyarakat Stimulus dalam upaya pemberdayaan pemuda rentan/anak-anak putus sekolah guna mengurangi jumlah penganguran yang tidak memiliki ketrampilan. Upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan pelatihan desain grafis kepada pemuda rentan. Hasil yang telah dicapai dalam kegiatan Program Kemitraan Stimulus ini adalah meningkatnya pengetahuan anggota kelompok pemuda rentan tentang penggunaan komputer dan pemuda rentan telah memiliki keterampilan dalam mendesain beberapa produk seperti spanduk, banner, kartu nama, undangan, kalender dan brosur.
CITATION STYLE
Sari, F., Handayani, T., & Mahmud, S. F. (2019). Peran pelatihan desain grafis dalam mewujudkan pemuda rentan yang memiliki keterampilan dan kemandirian. Unri Conference Series: Community Engagement, 1, 493–498. https://doi.org/10.31258/unricsce.1.493-498
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.