Penelitian menganalisa tingkat rawan longsor dan distribusinya serta merumuskan arahan sistim informasi tata letak bangunan untuk menghindari bahaya longsor. Penelitian menggunakan desain deskriptif kuantitatif dan desain survei. Objek analisis adalah kemiringan lereng, penggunaan lahan, jenis tanah, curah hujan, geologi, infrastruktur, keberadaan sesar atau patahan patahan, dan gawir serta kepadatan pemukiman. Data dianalisis secara deksriptif kualitaif dan analisis spasial (ArcView 3.2). Kerawanan longsor di Kota Baubau pada kategori “aman” seluas 17.515,47 ha, “rawan rendah” seluas 11.185,43 ha dan kerawana “sedang” seluas 60,94 ha. Arahan penataan ruang tata bangunan di Kota Baubau untuk wilayah “aman” diperbolehkan dilakukan pembangunan bangunan gedung. Wilayah potensi “rendah” diperbolehkan aktifitas pembangunan bangunan gedung dengan tetap mempertahankan kawasa lindung atau ruang terbuka 30 %, sedangkan wilayah potensi “sedang” diperbolehkan aktifitas pembangunan bangunan gedung dengan tetap mempertahankan kawasan lindung atau ruang terbuka 30 % dan memperketat ijin penyelenggaran bangunan gedung.
CITATION STYLE
Handa, I., & Taufik, T. (2020). PEMETAAN TINGKAT BAHAYA BENCANA LONGSOR DAN SISTIM PERENCANAAN TATA LETAK BANGUNAN DALAM TATA RUANG WILAYAH KOTA BAUBAU. JURNAL ENVIROTEK, 12(2), 113–120. https://doi.org/10.33005/envirotek.v12i2.98
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.