Gangguan mental biasa terjadi di usia tua tetapi keadaan ini sering tidak terdeteksi dan tidak diobati. Gangguan mental memicu terjadinya cacat fungsional, gangguan rehabilitasi, dapat membebani sistem kesehatan dan merusak kualitas hidup pasien tua serta keluarga mereka. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisisi hubungan gangguan emosional (depresi) terhadap kualitas hidup lansia di Kota Medan. Disain penelitian analitik dengan pendekataan cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh lansia (>60 tahun) yang berada di wilayah kerja Puskesmas Tuntungan Medan. Pengambilan sampel penelitian sebanyak 100 orang (rumus proporsi) dilakukan secara consecutive sampling (kriteria inklusi dan ekslusi). Penilaian gangguan emosional menggunakan kuesioner Geriatric Depression Scale (GDS) yang terdiri dari 30 pertanyaan merupakan instrumen yang valid untuk menilai depresi yang terjadi pada lanjut usia, sedangkan penilaian kualitas hidup menggunakan kuesioner WHOQOL-BREF yang terdiri dari 26 pertanyaan dengan jawaban mengunakan Skala Likert (1-5). Analisis data menggunakan uji chi squaredengan menggunakan program komputer SPSS. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 84 orang (84%) lansia tidak mengalami depresi, 15 orang (15%) lansia yang mengalami depresi ringan dan 1 orang (1%) yang mengalami depresi berat. Kualitas hidup lansia mayoritas berada pada kategori yang cukup sebanyak 87 orang (87%). Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan antara gangguan emosional (depresi) dengan kualitas hidup lansia di kota Medan (p<0.05).
CITATION STYLE
Amelia, R., Wahyuni, A. S., & Harahap, J. (2018). Hubungan Status Depresi Dengan Kualitas Hidup Lansia Di Kota Medan. Talenta Conference Series: Tropical Medicine (TM), 1(2), 342–347. https://doi.org/10.32734/tm.v1i2.198
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.