Di Kota Semarang jumlah kecelakaan lalu lintas cenderung mengalami kenaikan setiap tahunnya. Dari seluruh kecelakaan yang terjadi di jalan raya, faktor perilaku pengemudi (human error) memiliki kontribusi paling tinggi yaitu mencapai antara 80-90 persen. Kecelakaan jalan menjadi penyebab utama kematian di kalangan remaja antara usia 14 dan 24 tahun. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya persepsi pengendara. Tujuan studi ini adalah untuk melihat kecenderungan perilaku dan pengaruh faktor persepsi rasa takut dalam mempengaruhi perilaku pengemudi usia remaja di Kota Semarang, agar didapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang perilaku pengemudi remaja dalam upaya mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas. Responden pengendara kendaraan usia remaja akan diminta untuk melengkapi Driver Behaviour Questionnaire (DBQ) yang meminta mereka untuk menilai frekuensi dimana mereka melakukan berbagai jenis kesalahan dan pelanggaran saat berkendara serta kuesioner persepsi rasa takut dalam berkendara. Dari Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa persepsi terhadap rasa takut tidak memiliki hubungan yang cukup kuat terhadap keterampilan mengemudi pengendara usia remaja terlihat dari nilai korelasi Rsquare kedua variabel tersebut yaitu sebesar 1.1%. Selain itu persepsi rasa takut yang juga tidak dapat serta merta mengurangi tingkat kesalahan (lapses dan error) yang dapat dibuat tiap individu saat sedang berkendara, tetapi perasaan takut ini dapat mengurangi intensi atau keinginan pengendara remaja untuk melakukan tindakan pelanggaran ringan maupun berat (ordinary dan aggressive violations).
CITATION STYLE
Suwarto, F., Hartono, H., & Lukman, L. (2019). Pengaruh Rasa Takut Terhadap Profil Perilaku Pengendara Usia Remaja - Studi Dengan Driver Behaviour Questionnaire (DBQ). Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand), 15(2), 129. https://doi.org/10.25077/jrs.15.2.129-139.2019
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.