KOMPOSISI EFEK SPONTAN CAT AIR DENGAN SULUR TRADISIONAL YOGYAKARTA PADA PENCIPTAAN LUKISAN

  • Junaedi D
  • Aditya K A
N/ACitations
Citations of this article
5Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Penelitian “Komposisi Efek Spontan Cat Air dengan Sulur Tradisional Yogyakarta pada Penciptaan Lukisan” ini paling tidak memiliki tiga urgensi untuk pendidikan seni lukis maupun dunia seni lukis pada umumnya. Pertama, perpaduan efek spontan cat air yang terjadi dengan sendirinya dengan sulur tradisional Yogyakarta yang memiliki pakem akan menghasilkan dinamika bentuk yang diperlukan untuk penciptaan seni lukis. Kedua, sulur biasanya menjadi penghias barang fungsional, dan dalam penelitian ini ia diangkat sebagai pembangkit pengalaman estetis itu sendiri; dengan kata lain ‘sulur dihadirkan sebagai sulur itu sendiri’, bukan sekedar penghias yang menempatkannya sebagai aspek kedua setelah barang yang dihiasi. Ketiga, penelitian ini menerapkan kaidah langgam seni postmodern shock of the old, bukan shock of the new.Rumusan penciptaan dalam penelitian ini adalah bagaimana mengomposisi efek spontan cat air di kertas dengan bentuk sulur tradisional Yogyakarta untuk penciptaan lukisan. Data sulur diperoleh dengan kajian pustaka maupun observasi, yaitu di Keraton Kasultanan Yogyakarta, Makam Raja-Raja Mataram Kotagede, Makam Raja-Raja Imogiri, Museum Sonobudoyo, Taman Sari, Museum Kereta Keraton, dan Benteng Vredeburg.Hasil penciptaan lukisan kombinasi efek spontan cat air dengan sulur tradisional ini dikerjakan dengan dua cara yang berbeda. Cara pertama adalah menentukan bentuk sulur lalu diberi efek spontan cat air. Sebaliknya, cara kedua adalah membuat efek spontan cat air terlebih dahulu kemudian direspon dengan sulur. Kata Kunci: lukisan, sulur, efek spontan cat air, Yogyakarta  This research, “Compositions between Watercolor Effects and Yogyakarta Traditional Sulurs for Painting Creations”, has at least three urgencies for painting educations and art worlds generally. First, on the one hand, watercolor effects give spontaneous forms; on the other hand, Yogyakarta traditional Sulurs (spiral forms of floral ornamens) have certain patterns. Combinations of both of them produce dynamic compositions needed for creating paintings. Second, the function of sulurs usually are for decorating things, such as ornamens on buidings, furniture, or book illuminations; in this case, sulur is as the second thing. Meanwhile, in this research, sulurs are used for arousing aesthetic experiences; it is as itself. Third, this study applies the postmodern art value ‘shock of the old’, not ‘shock of the new’. The research question is how to compose the spontaneous watercolor effects with Yogyakarta traditional sulurs for painting creations. Sulur data is obtained by literature review and observations at Yogyakarta Sultanate Palace, Tomb of the Kings of Mataram Kotagede, Tomb of the Kings of Imogiri, Sonobudoyo Museum, Taman Sari, Keraton Carriage Museum, and Vredeburg Fort. The result of this research is, the combinations of watercolor effects and sulur can be created in two different ways. The first way is determining the shape of the sulurs then given with watercolor effects. Instead, the second way is creating watercolor effects first then responded with sulurs. Keywords: painting, sulur, spontaneous watercolor effect, Yogyakarta

Cite

CITATION STYLE

APA

Junaedi, D., & Aditya K, A. (2018). KOMPOSISI EFEK SPONTAN CAT AIR DENGAN SULUR TRADISIONAL YOGYAKARTA PADA PENCIPTAAN LUKISAN. Corak, 7(1), 13–26. https://doi.org/10.24821/corak.v7i1.2640

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free