Sampah Pasar mnejadi masalah yang serius di kota Surabaya karena salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca. Dan merupakan sampah terbesar kedua setelah sampah pemukiman. Pengelolaan sampah melalui paradigma baru dapat dilakukan melalui reduksi sampah, pembatasan timbulan sampah serta pemanfaatan kembali sampah sehingga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca yang terlepas ke udara. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi emisi yang ditimbulkan dari sampah pasar. Pelepasan emisi gas rumah kaca dapat diidentifikasi melalui pendekatan Life Cycle Assessment (LCA). Pendekatan dengan LCA dilakukan dengan pendekatan 3 skenario yaitu scenario 1 sampah langsung dikirim ke TPA, scenario 2 hanya sampah sayuran, makanan, plastic, kertas dan logam di daur ulang, scenario 3 hanya sampah sayuran dan makanan yang didaur ulang. Emisi terbesar gas CH 4 dan CO 2 dihasilkan oleh scenario 1 sebesar 4,9 Gg/tahun, dan 237205,5 MTCO 2 E/tahun. Adanya daur ulang sampah kertas, plastik, logam, kaca, sayuran dan makanan akan mengurangi emisi CH 4 yang signifikan dari 4,9 Gg/tahun menjadi 1,5 Gg/tahun dan mengurangi emisi CO 2 dari 237205,5 MTCO 2 E/tahun menjadi -48167,5 MTCO 2 E/tahun. Daur ulang sampah sayuran dan makanan pada scenario 3 mampu mengurangi emisi CH 4 yang cukup besar sehingga emisi CH 4 menjadi 2,3 Gg/tahun dan emisi CO 2 menjadi -245 MTCO 2 E/tahun.
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.
CITATION STYLE
INDAWATI, L. (2020). IDENTIFIKASI TIMBULAN DAN EMISI GAS RUMAH KACA SAMPAH PASAR DI KOTA SURABAYA. Matriks Teknik Sipil, 8(4), 454. https://doi.org/10.20961/mateksi.v8i4.48966