Saat ini pemerintah sedang menerapkan kebijakan new normal salah satunya berpengaruh pada sektor pendidikan, dimana peserta didik diminta untuk belajar di rumah dan di sekolah secara bergantian (metode pembelajaran hybrid) dimana guru dapat menerapkan penggabungan pembelajaran tatap muka dan pembelajaran daring. Stres kerja dapat terjadi, salah satunya karena tuntutan tugas yang berlebihan. Akibat dari perubahan sistem pembelajaran tersebut, tugas dan tanggung jawab guru menjadi meningkat karena harus mempersiapkan pembelajaran luring dan daring secara bersamaan yang dapat menyebabkan guru menerima beban kerja mental berlebih sehingga mengakibatkan stres kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan beban kerja mental dengan stres kerja pembelajaran sistem hybrid pada guru SD di kelurahan Cilacap. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Responden yang diambil dalam penelitian ini yaitu sebanyak 70 guru SDN di Kelurahan Cilacap. Teknik pengambilan sampel menggunakan Total Sampling. Alat ukur pada penelitian ini menggunakan kuesioner NASA-TLX untuk mengukur tingkat beban kerja mental dan kuisioner HSE 2003 untuk mengukur tingkat stres kerja. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji Somers’d. Hasil uji statistik menggunakan uji Somers’d dapat diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar p = 0.0001 ( p < 0.05) yang artinya penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja mental dengan stres kerja.
CITATION STYLE
Salsabilla, I. T., Ismayenti, L., & Hastuti, H. (2023). Hubungan Beban Kerja Mental dengan Stres Kerja Pembelajaran Sistem Hybrid Pada Guru SD di Kelurahan Cilacap. Proceedings Series on Health & Medical Sciences, 4, 65–70. https://doi.org/10.30595/pshms.v4i.558
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.