Penelitian ini mengkaji jenis perimaan pada pantun Bima (patu Mbojo) khususnya jenis, pola, dan makna dalam kapatu Mbojo dan perbedaannya dengan pantun Melayu. Penelitian ini bersifat kualitatif deskripsi yang artinya data yang dikumpulkan berupa kata-kata. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode dokumentasi, wawancara, dan analisis data. Serta menggunakan teknik simak dan catat. Metode utama yang digunakan dalam menganalisis data penelitian ini adalah menggunakan metode padan intralingual dan metode padan ekstralingual. Berdasarkan analisis data, didapatkan kesimpulan bahwa bentuk pantun Bima (kapatu Mbojo) yang didapatkan dari para narasumber pantun Bima (kapatu Bima) terdiri dari tiga jenis yaitu pantun Monolog, cambe angi, dan campuran. Dari ketiga jenis pantun tersebut bentuk pantun Bima (kapatu Bima) dalam barisnya terdiri dari 1 hingga 2 bait yang masing-masing baitnya terdiri dari 4 hingga 17 baris, jumlah kata pada setiap barisnya 2 – 8 kata, namun jumlah kata yang paling dominan yaitu 3 – 4 kata. Pemilihan diksi pada pantun Bima sangat diperhatikan sehingga mampu menciptakan rima yang menarik untuk didengar. Rima pantun Bima (patu Mbojo) terletak pada kata terakhir baris dengan kata terakhir baris berikutnya yang bersifat horizontal, namun ada juga yang berada saling berdampingan, pantun Bima tidak mengenal sampiran maupun isi. Makna dalam perimaan pantun Bima (patu Mbojo) yang dianalisis dalam penelitian ini adalah kedua kata yang berima pada baris pertama dan kedua tidak memiliki hubungan makna secara langsung tetapi jika dilihat keseluruhan antar barisnya memiliki hubungan makna secara langsung. Inilah yang dikatakan sebagai hubungan makna dalam perimaan
CITATION STYLE
Rahmawati, S., Syamsinas, S., Asyhar, M., & Sudika, N. (2021). Kapatu Bima Acceptance: Stylistic Study. Kopula: Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Pendidikan, 3(2), 58–64. https://doi.org/10.29303/kopula.v3i2.2708
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.