Kemampuan siswa sekolah menengah pertama untuk bernalar secara kuantitatif dalam konteks pembelajaran matematika diselidiki dengan menggunakan alat ukur tes penalaran kuantitatif dan lembar observasi, yang akan dikembangkan. Penelitian ini didesain dengan true-experimental design by the randomized pre-test – post-test control group design. Partisipan dari penelitian ini dari Sekolah Menengah 1 Pangkajene yang terdiri dari 2 kelas (kelas eksperimen dan kelas kontrol, (50) di kelas eksperimen, (45) di kelas kontrol, dengan jumlah total 95 peserta didik). Model pembelajaran berbasis masalah diimplementasikan pada kelas eksperimen sedangkan kelas kontrol diterapkan pada kurikulum saat ini. Hasil penelitian kelas eksperimen yang dilakukan, berdasarkan analisis data ditemukan bahwa data tes penalaran kuantitatif dan lembar observasi siswa kelas eksperimen lebih baik daripada siswa kelas kontrol. Selanjutnya, berdasarkan hasil tes penalaran kuantitatif, 86,1% siswa memperoleh N-Gain lebih dari atau sama dengan 0,7. Oleh karena itu, dimungkinkan untuk mengatakan bahwa model pembelajaran berbasis masalah lebih efisien daripada pembelajaran di kelas kontrol. Sehingga tes penalaran kuantitatif dan lembar observasi dapat direkomendasikan untuk studi selanjutnya.
CITATION STYLE
Muzaini, M. (2021). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Penalaran Kuantitatif Siswa SMP. Infinity: Jurnal Matematika Dan Aplikasinya, 1(2), 47–58. https://doi.org/10.30605/27458326-62
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.