Provinsi Sumatera Barat menduduki peringkat ketiga dengan jumlah produksi teh terbanyak di Indonesia. Kabupaten Solok merupakan satu-satunya perkebunan teh dengan status perkebunan rakyat di Sumatera Barat. Namun, hasil produksi teh nasional cenderung menurun beberapa tahun terakhir dan diperkeruh dengan pandemi Covid-19 yang menyerang Indonesia mulai bulan Maret 2020 lalu yang berdampak pada sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran agribisnis teh perkebunan rakyat di Kabupaten Solok serta untuk mengetahui perkembangan abribisnis teh perkebunan rakyat pasca pandemi Covid-19 di Kabupaten Solok. Petani teh rakyat dan informan kunci seperti penyuluh lapangan dan ketua kelompok tani adalah responden terpilih dalam survei. Hasil penelitian menunjukan bahwa subsistem pengadaan input produksi mendukung berjalannya subsistem produksi/budidaya dimana subsistem produksi/budidaya akan mendukung berjalannya subsistem pemasaran. Subsistem yang memiliki dampak terbesar pasca pandemi Covid-19 ini adalah subsistem produksi/budidaya dan subsistem pemasaran, secara statistik peurunan produksi teh perkebunan rakyat paling rendah di Kabupaten Solok tahun 2020, kemudian mulai mengalami kenaikan pada tahun 2021. Pemutusan kemitraan terhadap petani merupakan salah satu dampak yang terjadi pada subsistem pemasaran pasca pandemi Covid-19. West Sumatra Province is ranked third with the highest production in Indonesia. Solok Regency is the only tea plantation with community plantation status in West Sumatra. However, national production results have declined in recent years and continue to be exacerbated by the Covid-19 pandemic, which attacked Indonesia starting in March 2020 and has impacted the agricultural sector, especially the plantation sub-sector. This study aims to describe smallholder plantation agribusiness in Solok Regency and the development of smallholder plantations after the Covid-19 pandemic in Solok Regency. Smallholder tea farmers and key informants such as field extension workers and heads of farmer groups were the selected respondents in the survey. The study results show that the production input procurement subsystem supports the running of the production/cultivation subsystem. In contrast, the production/cultivation subsystem will support the running of the marketing subsystem. The production/cultivation subsystems that had the most significant impact after the Covid-19 pandemic was the production/cultivation subsystems and the marketing subsystems. Statistically, the production of smallholder tea plantations in Solok Regency decreased to the lowest in 2020, then began to increase in 2021. The termination of partnerships with farmers was one of one impacts that occurred in the post-Covid-19 marketing subsystem.
CITATION STYLE
Uci Sarly Riani. (2023). Perkembangan Agribisnis Teh Perkebunan Rakyat Pasca Pandemi Covid-19 di Kabupaten Solok. Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan, 11(1), 29–39. https://doi.org/10.30605/perbal.v11i1.2269
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.