Selama tiga tahun terakhir, sektor peternakan unggas Sumatera Barat telah mengalami lintasan positif, memicu lonjakan permintaan pakan ternak. Peran penting dari biaya pakan, yang terdiri dari 70-80% dari keseluruhan biaya peternakan unggas, memerlukan alternatif inovatif yang hemat biaya dan bergizi di tengah tren kenaikan harga pakan saat ini. Investigasi ini menggali aplikasi bungkil inti sawit, produk sampingan dari industri kelapa sawit, yang difermentasi (BISF) melalui pemrosesan khusus. Bahan ini muncul sebagai subtitusi yang menjanjikan bagi komponen konvensional seperti jagung dan dedak padi. Namun, pemanfaatan BISF perlu diformulasi agar komposisi optimal yang meminimalkan biaya produksi dapat diperoleh dan dengan tetap mempertahankan tingkat nutrisi yang dibutuhkan. Persoalan optimalisasi ini dipecahkan dengan model matematis programa linear dan terbukti berhasil menurunkan biaya produksi pakan ternak sebesar 11,92%, menurunkan biaya aktual dari Rp 6.812 menjadi Rp 6.000 perkilogramnya. Berdasarkan analisa sensitifitas, solusi formulasi optimal ini akan tetap jika BISF mengalami kenaikan harga sebesar Rp 347,17 perkilogramnya. Pengurangan biaya sebesar 11,92% ini sangat berarti bagi kelompok tani KOMPAK yang dicapai dengan tetap mempertahankan tingkat nutrisi yang baku. Dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan BISF dengan formulasi optimal menggunakan model matematika programa linear dapat memperbaiki kinerja manajemen pakan yang dapat meningkatkan keuntungan atau menurunkan harga pakan dengan memanfaatkan limbah industri kelapa sawit dan memenuhi baku nutrisi pakan.
CITATION STYLE
Wisnel, W. (2023). Optimalisasi Formulasi Pakan Ternak menggunakan Bungkil Inti Sawit (PKC) pada Peternakan Unggas Sumatera Barat: Pendekatan Pemrograman Linier. Jurnal Inovasi Rekayasa Mekanikal Dan Termal, 1(2), 75–81. https://doi.org/10.25077/inomet.1.2.75-81.2023
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.