Tingginya angka insidensi kusta pada orang-orang kontak serumah hampir sepuluh kali dibanding mereka yang tidak kontak serumah. Pada mereka yang kontak serumah dengan penderita penyakit kusta mempunyai resiko lebih tinggi tertular. Kontak sekali saja atau beberapa kali kontak dengan penderita kusta, orang tersebut dapat saja tertular penyakit tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keberadaan Mycobacterium leprae pada hasil pewarnaan kontak serumah penderita kusta pasca menjalani pengobatan. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasi laboratorium dengan pendekatan deskriptif yakni melakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui adanya Mycobacterium leprae pada hasil pewarnaan sediaan kontak serumah penderita Penyakit Kusta Pasca Menjalani Pengobatan. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Makassar dengan jumlah sampel sebanyak 40 sampel.Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat puluh empat (40) sampel yang diperiksa, tujuh (7) diantaranya positif BTA sedangkan tiga puluh tiga (33) yang lainnya negatif BTA. Hasil pemeriksaan basil tahan asam pada deteksi dini Mycobacterium leprae pada kontak serumah penderita penyakit kusta dengan hasil negative yaitu 82,5 %, 1+ yaitu 15 %, dan 2+ yaitu 2,5 %, oleh karena itu perlunya peningkatan kegiatan penyuluhan tentang kusta. Kontak fisik (Serumah) dengan penderita perlu diminimalkan. Hygiene perorangan seperti menjaga kebersihan tempat tidur perlu ditingkatkan dan sanitasi rumah perluh dipertimbangkan kebersihannya. Kata Kunci : Mycobacterium leprae, Kusta
CITATION STYLE
Mutmainna, M., Mursalim, M., Nasir, M., & Hadijah, S. (2020). DETEKSI DINI MYCOBACTERIUM LEPRAE PADA KONTAK SERUMAH PENDERITA PENYAKIT KUSTA PASCA MENJALANI PENGOBATAN. Jurnal Media Analis Kesehatan, 11(2), 112. https://doi.org/10.32382/mak.v11i2.1786
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.