Senyawa bioaktif seperti alkaloid, flavonoid, fenol dan tanin berpotensi sebagai antioskidan. Antioksidan alami semakin lama semakin diminati oleh masyarakat, seperti halnya teh memiliki potensi sebagai antioksidan alami karena memiliki senyawa bioaktif. Daun daruju merupakan tanaman lokal berasal dari Desa Banjarsari, Kecamatan Sayung yang saat ini dikembangkan dengan cara dibuat teh daun daruju. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lama waktu maserasi yang paling efektif dalam menghasilkan senyawa bioaktif yang terdapat pada teh daun daruju. Waktu maserasi yang tepat akan menghasilkan rendemen ekstrak senyawa yang tinggi. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 5 kali ulangan. Perlakuan pertama adalah lama maserasi selama 18 jam, perlakuan kedua lama maserasi selama 24 jam, perlakuan ketiga lama maserasi selama 30 jam dan perlakuan keempat lama maserasi selama 36 jam. Parameter yang diamati adalah flavonoid, fenolik, tanin, alkaloid dan aktivitas antioksidan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama maserasi berpengaruh terhadap flavonoid, total fenol, kadar tannin, alkaloid dan aktivitas antioksidan. Senyawa bioaktif dengan lama maserasi 24 jam menghasilkan senyawa bioaktif seperti total fenol sebesar 2,28 mg asam gallat/g; 3,81 mg asam tannat/g; aktivitas antioksidan sebesar 92,51% serta alkaloid sebesar 0,75 g/100 g.
CITATION STYLE
Putri, A. S., Sari, A. R., & Sidiq, A. W. (2024). Pengaruh Lama Maserasi Terhadap Senyawa Bioaktif Ekstrak Etanolik Teh Daun Daruju (Achantus Ilicifolius). Jurnal Teknologi Pangan Dan Hasil Pertanian, 19(1), 37. https://doi.org/10.26623/jtphp.v19i1.8987
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.