Pada 12 Oktober 2002, dunia diguncangkan oleh peristiwa serangan teroris yang terjadi di Legian Bali. Dalam peristiwa pengeboman ini 202 orang terbunuh dan 300 orang luka-luka. Peristiwa ini merupakan salah satu aksi terorisme terbesar di Indonesia, bahkan dunia. Meskipun banyak mendapat perhatian dari peneliti, tetapi bagaimana peristiwa kelam ini diingat dalam produk budaya masyarakat belum mendapatkan perhatian. Luka Bom Bali (2017) karya Ni Komang Erviani dan Anak Agung Lea merupakan karya memoar yang berkisah mengenai pengalaman hidup korban tragedi. Karya ini menjadi teks memori yang menggambarkan bagaimana peristiwa ini diingat dalam ingatan kolektif masyarakat Indonesia. Artikel ini bertujuan mendeskripsikan representasi pengalaman traumatis dan strategi mengatasi trauma korban tragedi Bom Bali 1 yang tergambarkan dalam memoar Luka Bom Bali. Penelitian ini menggunakan pendekatan psiko-historis. Data dikumpulkan dengan teknik simak-catat dan dianalisis dengan teknik analisis isi. Hasil penelitian menunjukkan berbagai dorongan memori pasca-peristiwa pengeboman yang berada dalam alam bawah muncul dalam bentuk simbolis. Simbol-simbol ini menghantui kehidupan korban bahkan setelah 15 tahun peristiwa berlalu. Utnuk mengatasi trauma mental para korban menggunakan strategi memperkuat nilai religiusitasnya dan mengingat keluarga atau orang terdekat. Melalui analisis tersebut, kami berpendapat bahwa Luka Bom Bali merupakan state of memory kepedihan dan perjuangan korban terorisme Bom Bali 1 yang terus berjuang melawan luka fisik dan mental. Bahkan, setelah 15 tahun peristiwa berlalu para korban merasa tidak hadirnya pemerintah di tengah-tengah perjuangan mereka melawan rasa sakit. Para korban mengajak pembaca, khususnya generasi pasca-memori, untuk mengingat peristiwa ini dan belajar untuk memperoleh inspirasi dan pelajaran dari peristiwa yang terjadi. Karya ini mengajak pembaca untuk merasakan kembali trauma yang selama ini tidak tersuarakan dari perspektif korban, khususnya bagi generasi pasca-memori. On October 12, 2002, the world was shaken by the terrorist attack in Legian Bali. In this bombing incident, 202 people were killed, and 300 people were injured. This incident is one of the biggest acts of terrorism in Indonesia, even the world. Although it has received much attention from researchers, how this dark event is remembered in the cultural products of the community has not received attention. Luka Bom Bali (Bali Bombing Woundss) (2017) by Ni Komang Erviani and Anak Agung Lea is a memoir that tells about the life experiences of victims of the tragedy. This work becomes a memory text that describes how this event is remembered in the collective memory of the Indonesian people. This article describes the representation of traumatic experiences and strategies for coping with the trauma of the victims of the Bali Bombing tragedy as depicted in the memoirs of the Bali Bombing Woundss. This study uses a psycho-historical approach. The data were collected using the note-taking technique and analyzed using the content analysis technique. The results showed that various post-bombing memory impulses that were in the unconscious appeared in a symbolic form. These symbols haunt the victim's life even after 15 years of the incident. To coping mental trauma, the victims use strategies to strengthen their religious values and remember their families. Through this analysis, we argue that the Luka Bom Bali (Bali Bombing Woundss) is a state of memory of the pain and struggle of the victims who continue to struggle with physical and mental injuries. Even after 15 years of the incident, the victims felt the absence of the government during their struggle against pain. The victims invite readers, especially the post-memory generation, to remember this event and draw inspiration and lessons from the events. This work invites the reader to re-experience the trauma that has been unspoken from the victim's perspective, especially for the post-memory generation.
CITATION STYLE
Andalas, E. F., Anggraini, P., & Widodo, J. (2022). Memori terorisme: Memori traumatis dan strategi mengatasi trauma korban Bom Bali I dalam teks sastra Indonesia. Satwika : Kajian Ilmu Budaya Dan Perubahan Sosial, 6(1), 167–179. https://doi.org/10.22219/satwika.v6i1.20347
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.