Kelurahan Terban, Gondokusuman, Yogyakarta selain mempertahankan upacara adat, juga konsisten untuk melestarikan kesenian tradisi Jawa, antara lain seni karawitan, seni tari, wayang kulit, dan teater/wayang wong. Belajar karawitan tidak bisa dilakukan secara instan, tetapi melalui proses yang panjang untuk bisa memahami, menguasai teknik, menghayati, kemudian merasakan. Hal ini yang belum dimiliki oleh ibu-ibu grup karawitan “Purba Laras”. Oleh karena itu, ibu-ibu masih berkeinginan untuk memperdalam baik teknik menabuh maupun unggah-ungguh dalam menabuh gamelan. Untuk memperdalam penguasaan teknik menabuh gamelan dan unggah-ungguh dalam penyajian karawitan tersebut, dengan disertai semangat yang tinggi, grup “Purba Laras” bekerja sama dengan LPM Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Metode yang digunakan adalah ceramah dan demonstrasi. Setelah mengikuti penyuluhan ibu-ibu mengerti unggah-ungguh, etika menabuh, juga konsep-konsep teknik tabuhan gaya Yogyakarta sehingga ikut serta memeriahkan upacara adat Rejeban dan Festival Karawitan.
CITATION STYLE
Sutrisni, S. (2021). Karawitan di Wilayah Terban, Gondokusuman, Yogyakarta. Jurnal Pengabdian Seni, 2(2), 155–164. https://doi.org/10.24821/jps.v2i2.5927
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.