Masyarakat semakin permisif dalam melihat fenomena social. Kontrol sosial semakin memudar. Apalagi sejak era milineum dengan perkembangan teknologi infomasi komunikasi semakin pesat, masyarakat lebih senang dan akrab berteman dengan smartphone dari pada dunia nyata. Maka terjadilah proses pergeseran nilai-nilai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang berdasarkan Pancasila. Mungkin Pancasila pada zaman orde lama dan orde baru masih terjadi proses internalisasi dan aplikasi oleh sebagian masyarakat. salah satu penyebab terjadinya proses permasalahan sosial budaya dan ekonomi dalam kehidupan bangsa Indonesia, termasuk maraknya tindak pidana korupsi sebagai kejahatan luar biasa (extraordinary crime) yang merata mulai strata atas (white collar crime) sampai akar rumput (blue collar crime). Tujuannya adalah bagaimana agar Pancasila terpatri dalam kehidupan budaya masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu penelitian ini memberikan gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian secara sistematis dan akurat tentang sifat populasi atau daerah tertentu. Namun penulis juga menggunakan pendekatan kualitatif yaitu untuk mencari kualifikasi fenomena, sehingga melakukan serap informasi dari berbagai pihak ketiga (triangulasi). Kesimpulan dari penelitian ini adalah Pancasila terpatri dalam kehidupan budaya masyarakat, jika masyarakat Indonesia terutama melalui pemerintah melaksanakan kewenangannya dalam memaksa masyarakat untuk melakukan tahapan pengambilan peran sesuai pendapat George Herbert Mead melalui berbagai tahap pengambilan peran (role taking stage)
CITATION STYLE
Yulianto, Ach. (2023). KONSTRUKSI NILAI-NILAI AFFECTION, BEHAVIOR, COGNITIVE PANCASILA MELALUI TAHAP PENGAMBILAN PERAN (ROLE TAKING STAGE) MEAD UNTUK KETERATURAN SOSIAL. MAHARSI, 5(2), 53–62. https://doi.org/10.33503/maharsi.v5i2.3287
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.