Kebutuhan air terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk sedangkan air yang tersedia tidak selalu sejalan antara kebutuhannya menurut volume, tempat, waktu dan kualitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat neraca penggunaan air di DAS Paguyaman berdasarkan penggunaannya. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa penggunaan air pada sektor domestik, Kecamatan Wonosari, Dulupi dan Mootilango mempunyai kebutuhan air paling banyak sebesar 0.01m3/dt, 0.02 m3/dt dan 0.01m3/dt. Kebutuhan air pada pabrik gula dan pabrik skala kecil membutuhkan air sebesar 0.025m3/dt atau dalam dan 0.033 m3/dt pada pabrik skala kecil. Kebutuhan air irigasi sebesar 17.33 m3/dtk atau 546 juta m3/dt dengan luasan daerah irigasi 15.488 Ha. Kebutuhan air di DAS Paguyaman paling banyak dimanfaatkan pada sektor irigasi, sektor domestik, non domestik dan industry. Hasil analisis neraca air didapatkan bahwa total kebutuhan air di DAS Paguyaman dalam kurun waktu 20 tahun (tahun 2017-2037) mengalami defisit atau kekurangan air. Apabila dilakukan pemeliharaan dan pengelolaan air dengan baik, maka DAS Paguyaman akan terpenuhi kebutuhan airnya dan pada tahun 2032 sampai tahun 2027 akan mengalami surplus atau air berlebih.
CITATION STYLE
Staddal, I. (2020). ANALISIS POTENSI SUMBERDAYA AIR DI DAS PAGUYAMAN. Jurnal Technopreneur (JTech), 8(1), 11–17. https://doi.org/10.30869/jtech.v8i1.547
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.