Melihat kebiasaan unik dalam minum kopi di kalangan penduduk Propinsi Aceh, kita tidak akan menemukan hal serupa di luar wilayah Aceh. Di sana, masyarakat Aceh dengan antusias meluangkan waktu berjam-jam hanya untuk menikmati secangkir kopi bersama teman-teman atau keluarga mereka. Ini adalah salah satu aspek budaya yang membedakan masyarakat Aceh dari yang lain. Setelah Tsunami melanda Aceh pada tanggal 26 Desember 2004, warung kopi mulai bermunculan di seluruh Aceh, terutama di Kota Meulaboh Aceh Barat, Aceh Jaya, Banda Aceh, Blang Pidie, Nagan Raya, dan daerah lainnya. Ini menunjukkan bahwa usaha yang menyediakan kopi telah menjadi pilihan utama masyarakat Aceh. Warung kopi menawarkan berbagai jenis dan model minuman kopi, pelayanan yang baik, serta fasilitas seperti akses internet gratis (WiFi) untuk menarik pelanggan tetap. Tentu saja, dalam persaingan ketat dengan berbagai warung kopi lain yang menjual produk serupa, dibutuhkan metode modern yang nyaman untuk menjaga dan menarik konsumen yang setia.
CITATION STYLE
Mukhsinuddin, M., Rohana, S., & Hamsa, A. (2023). STRATEGI KOMUNIKASI BISNIS WARUNG KOPI SEBAGAI METODE DAKWAH. BIDAYAH: STUDI ILMU-ILMU KEISLAMAN, 189–211. https://doi.org/10.47498/bidayah.v14i2.2256
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.