Di Indonesia penyakit kulit dan kuku karena infeksi jamur masih sering dijumpai, terutama karena udara yang lembab dan panas, tingkat kesehatan yang kurang dan sanitasi lingkungan yang buruk. Penyakit tersebut di antaranya disebabkan oleh Candida albicans dan Trichophyton mentagrophytes. Di sisi lain beberapa tanaman yang berasal dari suku Zingiberaceae, antara lain tanaman temu ireng, kunyit, temu giring dan temu lawak telah dibuktikan mempunyai aktivitas antijamur oleh peneliti terdahulu. Temu kunci merupakan salah satu tanaman yang berasal dari suku Zingberaceae, untuk itu telah dilakukan penelitian aktivitas fraksi etanol rimpang temu kunci (Boesenbergia pandurata (Roxb.) Schlecht) terhadap jamur Candida albicans dan Trichophyton mentagrophytes. Uji aktivitas antijamur dilakukan dengan metode dilusi padat. Hasil uji menunjukkan bahwa KBM fraksi etanol temu kunci terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans dan Trichophyton mentagrophytes adalah sama yaitu 4%. Uji Kromatografi Lapis Tipis untuk meneliti kandungan senyawa dalam tanaman menggunakan fase gerak etil asetat : petroletum benzena (9:11) dengan pereaksi semprot vanilin-asam sulfat dan fase gerak etil asetat:metanol:air (100:13,5:10) dengan pereaksi semprot sitroborat dan uap NH3. Profil kromatrogram fraksi etanol temu kunci menunjukkan bahwa fraksi etanol temu kunci mengandung senyawa golongan terpenoid dan flavonoid.
CITATION STYLE
Saryanti, D. (2019). Uji Aktivitas Antijamur Fraksi Etanol Rimpang Temu Kunci ( Boesenbergia pandurata (Roxb.) Schlecht) Terhadap Candida albicans Dan Trichophyton mentagrophytes Beserta Profil Kromatografi Lapis Tipisnya. Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy), 1(1), 48. https://doi.org/10.37013/jf.v1i1.13
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.