Fenomena ketika perusahaan melakukan penawaran saham untuk pertama kalinya di bursa saham sering membuat perusahaan tidak dapat mengumpulkan dana secara maksimal. Fenomena ini dipercaya disebabkan oleh adanya asimetri informasi antara perusahaan dan investor. Pengungkapan sukarela digunakan oleh manajer untuk mengurangi risiko akibat kurangnya informasi ini dengan cara mensinyalkan informasi privat mereka. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengungkapan sukarela dalam pensinyalan nilai perusahaan (signalling firm value). Variabel pengungkapan yang digunakan sebagai sinyal terdiri dari underwriter, auditor, ukuran perusahaan, dan persentase saham yang ditahan pemilik lama. Hasil penelitian terhadap perusahaan sampel dengan menggunakan alat analisis korelasi dan regresi serta tingkat signifikansi 0,05 menunjukkan bahwa underwriter, auditor, ukuran perusahaan, dan persentase saham yang ditahan pemilik lama tidak dapat dibuktikan memiliki hubungan yang signifikan dengan nilai pasar penutupan hari pertama ketika IPO sebagai proksi reaksi pasar. Namun dari hasil regresi ditemukan bukti bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan dengan signifikansi 0,006. Kemudian hasil regresi berganda juga menunjukkan bahwa variabel-variabel lain bersama ukuran perusahaan memiliki pengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan, terbukti dengan hasil uji F yang lebih besar dari F tabel 2,004. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa investor dalam pengambilan keputusan investasi tidak hanya menangkap satu sinyal informasi dari manajer, tetapi juga menangkap sinyal-sinyal lain sebagai bahan pertimbangan investasinya.Kata Kunci: Pengungkapan Sukarela, IPO, Signalling, Firm Value
CITATION STYLE
Rusmanah, E. (2017). PENGUNGKAPAN SUKARELA, FENOMENA IPO, DAN SIGNALLING FIRM VALUE. JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi), 3(2), 32–42. https://doi.org/10.34204/jiafe.v3i2.747
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.