Kegagalan suatu isolator dapat terjadi karena bahan dielektrik isolator tembus listrik (breakdown) atas karena terjadinya lewat denyar udara pada permukaan isolator. Dalam kasus yang pertama, karakteristik listrik tidak dapat pulih seperti semula dan sebagian dari isolator mengalami kerusakan mekanis sehingga tidak dapat digunakan lagi dan harus diganti. Pada peristiwa lewat denyar, terjadi busur api yang menimbulkan pemanasan pada permukaan isolator dan menimbulkan hubung singkat fasa-ke-tanah. Jika relai proteksi bekerja, tegangan pada isolator menjadi nol, akibatnya busur api padam. Dengan demikian, isolator tidak sempat mengalami pemanasan yang lama sehingga terhindar dari kerusakan Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah isolator sillicone rubber(buatan pabrik) dan isolator resin epoksi 20 kV (different shed dan same shed). Pengukuran dilakukan dengan menggunakan tegangan tinggi bolak–balik frekuensi 50 Hz guna mendapatkan nilai besaran flashover dan pengujian ketahanan (withstand test) pada isolator uji. Penggunaan tegangan tinggi dimaksudkan agar terjadi tekanan elektris (kuat medan listrik) yang cukup pada permukaan isolator. Untuk isolator resin epoksi menggunakan perbandingan bahan dasar polimer resin epoksi jenis DGEBA (Diglycidyl Ether of Bisphenol – A) (40%), bahan pematang atau pengeras MPDA (Metaphenylene-diamine)(40%), Alumina (Al2O3) (10%), dan abu sekam padi (10%).Faktor lingkungan seperti kondisi kering dan basah sangat berpengaruh terhadap tegangan flashover dan Withstand Test.Tegangan flashover kondisi basah lebih kecil daripada saat kondisi kering sedangkan Pengujian Ketahanan Tegangan (Withstand Test) tidak dipengaruhi kondisi lingkungan.Pada pengujian flashover kondisi kering didapat hasil isolator silicone rubber 133,8 kV; Different Shed 123,5 kV dan Same shed 125,1 kV. Silicone Rubber memiliki kecenderungan nilai flashover lebih tinggi dibandingkan dengan isolator lainnya salah satunya di sebabkan oleh jarak rayap isolator silicone rubber lebih panjang.Pada pengujian flashover kondisi basah didapat hasil isolator silicone rubber 124,7 kV; Different Shed 106,4 kV dan Same shed 106,4 kV. Silicone Rubber memilikikecenderungan nilai flashover lebih tinggi dibandingkan dengan isolator lainnya salah satunya di sebabkan oleh jarak rayap isolator silicone rubber lebih panjang.Pada pengujian ketahanan tegangan (Withstand Test) kondisi kering dan basah memiliki hasil yang tidak jauh berbeda, dimana kondisi kering isolator Silicone Rubber empat sirip didapat hasil 45 kV, Same shed empat sirip didapat hasil 44 kV, dan different shed empat sirip didapat hasil 42 kV dan hasil pengujian kondisi basah Silicone Rubber empat sirip didapat hasil 45 kV, Same shed empat sirip didapat hasil 45 kV, dan different shed empat sirip didapat hasil 42 kV.
CITATION STYLE
Taryo, T., Utami, P. N., & Syakur, A. (2023). ANALISIS FLASHOVER DAN WITHSTAND TEST ISOLATOR SILICONE RUBBER DAN ISOLATOR RESIN EPOKSI SISTEM DISTRIBUSI 20 kV KONDISI KERING DAN BASAH. Jurnal Informatika Dan Teknik Elektro Terapan, 11(1). https://doi.org/10.23960/jitet.v11i1.2874
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.