Kebutuhan masyarakat pesisir dan pembudidaya terhadap energi listrik sebagian besar belum dapat terlayani oleh penyedia infrastruktur kelistrikan. Makalah ini bertujuan menawarkan solusi alternatif untuk mengatasi persoalan tersebut melalui pemanfaatan air laut sebagai sumber energi listrik yang dapat diterapkan pada aplikasi skala kecil di rumah tangga kawasan pesisir maupun kegiatan ekonomi di sekitarnya. Penelitian ini telah menerapkan baterai air laut dengan kombinasi elektroda tembaga dan magnesium serta DC-DC boost converter untuk menaikkan level tegangan keluarannya. Dari hasil eksperimen diketahui bahwa sel volta yang disusun secara seri memberikan rapat arus sel seri sebesar 2,96A/m2 sedangkan rapat arus sel paralel hanya sebesar 0,0052A/m2. Demikian pula rapat daya sel seri diperoleh sebesar 24,57W/m2 sedangkan rapat daya sel paralel hanya sebesar 0,396W/m2. Beda potensial setiap sel sebesar 1,46V dan arus maksimum sebesar 183,2mA, setiap sel mampu menghasilkan daya listrik sebesar 2,67x10-3W. Sepuluh sel yang disusun seri mampu menghasilkan tegangan sebesar 13V. Hasil perancangan konverter menghasilkan tegangan tanpa beban sebesar 27,19V namun pada pengukuran tegangan berbeban tegangan konverter menurun menjadi hanya 8,1V. Daya sel volta mampu bertahan selama 5 hari pada kondisi tanpa beban dan 8 jam jika menggunakan beban.
CITATION STYLE
Santoso, E. B., & Mulyadi, M. (2020). BATERAI AIR LAUT SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK UNTUK PEMUKIMAN PESISIR DAN BUDIDAYA PERIKANAN. Elektrika Borneo, 6(1), 15–19. https://doi.org/10.35334/jeb.v6i1.1504
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.