Ketahanan pangan merupakan salah satu isu yang terus dihadapi oleh Indonesia sebagai negara yang aktif memproduksi pangan khususnya beras. Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-43, salah satu poin penting yang menjadi hasil dari KTT ini adalah dibutuhkannya kolaborasi dan sinergitas antar negara anggota ASEAN dalam mencapai penguatan ketahanan pangan ASEAN untuk menyiapkan langkah mitigasi bencana alam yang terjadi. Oleh karena itu, negara-negara anggota ASEAN sepakat mengusung beberapa strategi dalam penanganan krisis pangan yang terjadi di negara anggota ASEAN. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui sejauh mana strategi dan prioritas ASEAN dalam mengoptimalkan isu pangan ini yang bersinergi dengan kebijakan ketahanan pangan di Indonesia melalui isu krisis beras yang berada di NTT dengan menggunakan konsep sekuritisasi pangan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif eksplanatif untuk memahami bagaimana proses, interaksi antar aktor serta hasil yang diterapkan untuk menuntaskan ancaman krisis pangan di kawasan. Dalam menangani krisis pangan di NTT, Pemerintah Indonesia menerapkan proyek lumbung pangan nasional ( food estate) serta pemanfaatan alternatif bahan pangan lokal di NTT. Sementara dalam skala regional, kerjasama yang dilakukan ASEAN melalui penguatan ASEAN Food Security Information (AFSIS) dan Food and Agriculture Organization (FAO) dalam menciptakan ketahanan pangan di kawasan dapat menjadi salah satu solusi dalam menangani krisis pangan. Kata kunci - ASEAN, Kebijakan Indonesia, Kebijakan Pangan, Krisis Beras, Nusa Tenggara Timur (NTT)
CITATION STYLE
Rahmawati, N., & Mahadri, M. A. R. (2024). Sinergitas Kebijakan Pangan Negara Anggota ASEAN dengan Prioritas Kebijakan Pemerintah Indonesia Menangani Krisis Pangan di Nusa Tenggara Timur. Prosiding Seminar Nasional Pemberdayaan Masyarakat (SENDAMAS), 3(1), 162. https://doi.org/10.36722/psn.v3i1.2503
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.