Jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan di Indonesia meningkat setiap tahun. P2TP2A merupakan salah satu lembaga inisiasi pemerintah pusat dan daerah untuk menangani masalah korban kekerasan terhadap perempuan. Keterampilan komunikasi persuasif penting bagi konselor dalam melakukan layanan konseling. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keterkaitan antara komunikasi persuasif dan kemampuan pribadi konselor P2TP2A dalam melakukan layanan konseling terhadap perempuan korban kekerasan di Kota Bogor. Metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data berupa observasi partisipatif, wawancara mendalam dengan responden, korban dab analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukan konselor P2TP2A telah melakukan komunikasi persuasif dalam kegiatan sosialisasi, memberi dukungan, bersikap empatik dan positif saat melakukan konseling. Layanan konseling untuk korban menunjukkan sepuluh kemampuan pribadi konselor P2TP2A masih memerlukan perbaikan terutama dalam aspek totalitas, kepercayaan atas kemampuan pribadi, pengetahuan dan stabilitas emosi. Keterkaitan antara komunikasi persuasif dan kemampuan pribadi konselor telah ada dalam proses konseling terutama dalam pemberian dukungan, sikap empathi dan sikap positif. Penelitian ini juga menemukan kesepuluh kemampuan pribadi konselor memiliki dua peran, mendukung komunikasi persuasif dan kemampuan dasar yang perlu dimiliki konselor sebelum melakukan komunikasi. Penelitian ini mengajukan komunikasi persuasif merupakan teknik komunikasi yang penting untuk konselor P2TP2A.
CITATION STYLE
Rahmawati, R., Purnomo, A. M., & Agustini. (2021). KETERKAITAN ANTARA KOMUNIKASI PERSUASIF DAN KEMAMPUAN PRIBADI KONSELOR P2TP2A DALAM LAYANAN KONSELING PADA PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN. JURNAL KOMUNIKATIO, 7(2), 109–122. https://doi.org/10.30997/jk.v7i2.4407
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.