Agenda pembangunan yang terkait peningkatan kesejahteraan kerap mengalami kegagalan. Pembangunan dan model kebijakan yang sangat elites serta mengesampingkan nila-nilai kearifan lokal menjadi salah satu akar penyebab kegagalan tersebut. Studi ini bertujuan untuk menelaah bagaimana program pembangunan mengintegrasikan nilai-nilai luhur atau kapital sosial yang ada sebagai Engine of Development. Dalam konteks pembangunan desa di Provinsi Nusa Tenggara Barat, untuk mencapai visi yang tertuang dalam “NTB Gemilang” memiliki program Trade and Distribution Center desa yakni program distribusi dan pusat perdagangan di desa melalui skema bisnis Badan Usaha Milik Desa. Skema ini bertujuan untuk modernisasi dan digitilasasi desa dalam memenuhi kebutuhan pokok masyarakat desa. Namun, dalam perkembangan studi mengenai Badan Usaha Milik Desa di Indonesia pada umumnya merupakan kebijakan yang kerap diselewengkan untuk kepentingan politik dan pembangunan yang sifatnya parsial dan jangka pendek. Studi ini mencoba menelaah dan memberikan kajian kritis terhadap hilangnya kapital sosial dalam implementasi program Trade and Distribution Center desa. Melalui pendekatan kualitatif eksploratif, studi ini berfokus pada pilot poject Trade and Distribution Center di wilayah Lombok Barat NTB yang secara implisit telah menemukan jawaban bahwa kapital sosial tidak tereproduksi dalam agenda pembangunanan dikarenakan pembangunan yang tergambar sangat politis dan elites baik dalam penyusunan maupun implementasinya.
CITATION STYLE
Anam, S., Hdayat, A., & Zulkarnain, Z. (2023). KAPITAL SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN DESA: KRITIK TERHADAP PROGRAM TRADE AND DISTRIBUTION CENTER (BUMDES) DI WILAYAH LOMBOK BARAT-PROVINSI NTB. Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, 7(1), 68–84. https://doi.org/10.56945/jkpd.v7i1.227
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.