Diversity is the reality of Indonesian life, whether ethnically, linguistically, culturally, or religiously. In that context, examining the diversity of Balinese society is certainly very interesting considering it is not just a "reality", but also a necessity and a need. Thus, the pockets of community diversity become an important benchmark because it is like a seeding ground for pluralism and the articulative medium of community experimentation in addressing differences. This is where the attractive village of Loloan Jembrana as a village that is predominantly Muslim in the midst of strong Hindu influence. This village can be a picture of a plural-culturally religious community life. The village has a historical uniqueness and local wisdom that has managed to glue the knot of interfaith togetherness.Keragaman adalah realitas kehidupan bangsa Indonesia, baik secara etnis, bahasa, budaya, ataupun agama. Dalam konteks itu, menelisik keragaman masyarakat Bali tentu sangat menarik mengingat ia tidak sekedar sebuah “kenyataan”, melainkan juga sebuah kemestian dan kebutuhan. Dengan demikian, kantong keragaman masyarakat menjadi tolok ukur penting karena ia ibarat tempat penyemaian benih pluralisme dan medium artikulatif eksperimentasi masyarakat dalam menyikapi perbedaan. Di sinilah menariknya Kampung Loloan Jembrana sebagai sebuah desa yang mayoritas penduduknya Muslim di tengah kuatnya pengaruh Hindu. Kampung ini bisa menjadi gambaran kehidupan masyarakat yang plural secara kultur-keagamaan. Kampung itu memiliki keunikan historis dan kearifan lokal yang selama ini berhasil merekat simpul kebersamaan lintas iman.
CITATION STYLE
Sabarudin, S., & Arif, M. (2019). KERUKUNAN HIDUP ANTAR UMAT BERAGAMA BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI KAMPUNG LOLOAN, JEMBRANA, BALI. Jurnal Sosiologi Reflektif, 14(1), 1–26. https://doi.org/10.14421/jsr.v14i1.1722
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.