Lingkungan kerja perawat yang digunakan dalam kelancaran proses resusitasi jantung paru sebagai penatalaksanaan untuk kondisi henti jantung dan henti nafas terbagi menjadi lingkungan fisik dan non fisik. Prevalensi henti jantung di RS X pada bulan Januari-Desember 2016 adalah sebanyak 402 kasus. Keberhasilan resusitasi jantung paru di rumah sakit dipengaruhi oleh kondisi lingkungan kerja. Hasil studi pendahuluan didapatkan beberapa alat yang tidak lengkap sesuai dengan SPO yang berlaku dan berdasarkan wawancara didapatkan data sulitnya mobilisasi saat resusitasi jantung paru dilakukan di ruangan tertentu dan instruksi yang kurang jelas dari leader. Tujuan penelitian mengidentifikasi kesiapan lingkungan kerja perawat dalam pelaksanaan resusitasi jantung paru di Instalasi Rawat Inap RS X. Metode penelitian kuantitatif, dengan pendekatan cross-sectional, menggunakan total sampling. Hasil penelitian menunjukan hampir seluruh (89,8%) lingkungan fisik di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit X terpenuhi sesuai dengan SPO di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit X. Sebagian responden (58,3%) perawat memiliki lingkungan non fisik yang baik di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit X. Peneliti menyarankan pengecekan dan pengelolaan troli emergensi, peningkatan komunikasi organisasi, serta pelatihan mengenai pelaksanaan resusitasi jantung paru yang tersertifikasi
CITATION STYLE
Setyarini, E. A. (2020). Kesiapan Lingkungan Kerja Perawat Dalam Pelaksanaan Resusitasi Jantung Paru Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit X. Jurnal Teras Kesehatan, 2(2), 101–109. https://doi.org/10.38215/jutek.v2i2.35
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.