Sunnah merupakan sumber hukum Islam yang kedua sesudah Alquran, dan sunnah itu sendiri adalah ucapan, perbuatan dan ketetapan Nabi saw. Ditinjau dari segi kapasitas Nabi saw sebagai pembawa risalah dan di sisi lain sebagai manusia biasa, oleh banyak ulama sunnah dibagi menjadi Sunnah Tasyri’iyyah dan Sunnah Ghairi Tasyri’iyah. Sunnah Tasyri’iyyah ialah hal-hal yang berasal dari Nabi Muhammad saw dalam kapasitasnya sebagai rasul yang bertugas menyampaikan risalah kenabiannya. Sunnah ini memiliki faktor pensyariatan bersifat permanen, serta berlaku buat seluruh ruang serta waktu dan tidak terpengaruh dengan pergantian zaman. Hal-hal yang termasuk ke dalam Sunnah Tasyri’yyah ini di antaranya perkara-perkara gaib dan ibadah. Adapun Sunnah Ghairi Tasyri’iyyah ialah sunnah yang tidak terdapat tuntutan untuk mengikutinya. Yang termasuk ke dalam Sunnah Ghairi Tasyri’iyah di antaranya apa-apa yang bersumber dari Rasulullah saw yang sifatnya manusiawi, pengetahuan manusia, kepintaran dan percobaan tentang masalah dunia, dan apa-apa yang bersumber dari Rasulullah serta ada dalil yang menunjukkan tentang kekhususan Nabi saw. Pendekatan yang digunakan untuk memahami sunnah Ghairi Tasyri’iyyah ini di antaranya pendekatan maqasyid al-syari’ah, historis, dan sosiologis. Munculnya pembagian sunnah kepada Tasyri’iyyah dan Ghairi Tasyri’iyyah didasari kepada beberapa hal. Pertama, adanya perbedaan pendapat tentang makna syariat. Kedua, adanya perbedaan pandangan terhadap perbuatan Nabi saw yang bersifat bawaan sebagai manusia. Ketiga, adanya perbedaan pendapat tentang ijtihad Nabi saw.
CITATION STYLE
Ribut, R. (2022). SUNNAH NABAWIYAH, ANTARA TASYRI’IYYAH DAN GHAIRI TASYRI’IYYAH. Islamijah: Journal of Islamic Social Sciences, 3(3), 166. https://doi.org/10.30821/islamijah.v3i3.14734
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.