Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah model pembelajaran CORE efektif terhadap kemampuan koneksi matematis siswa. Efektif dalam penelitian ini adalah kemampuan koneksi matematis kelas CORE tuntas klasikal serta rata-rata dan proporsi kemampuan koneksi matematis kelas CORE lebih tinggi dari kelas PBL. Metode yang digunakan adalah kuantitatif. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII pada salah satu SMP di Semarang tahun ajaran 2018/2019. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes kemampuan koneksi matematis. Analisis data kuantitatif dilakukan dengan uji binomial dan uji Mann-Whitney. Indikator kemampuan koneksi matematis dalam penelitian ini yaitu, (1) koneksi dalam satu topik matematika, (2) koneksi antartopik dalam matematika, (3) koneksi antara matematika dan bidang ilmu lain, dan (d) koneksi antara matematika dan kehidupan seharihari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) kemampuan koneksi matematis kelas CORE mencapai ketuntasan klasikal, (2) rata-rata kemampuan koneksi matematis kelas CORE dan kelas PBL berturut-turut 74,23 dan 69,27 namun tidak terdapat perbedaan signifikan secara statistic, dan (3) proporsi kemampuan koneksi matematis kelas CORE lebih tinggi dari kelas PBL. Akibatnya, pembelajaran CORE tidak efektif terhadap kemampuan koneksi matematis. Walaupun demikian, proporsi kemampuan koneksi matematis siswa dengan model CORE lebih tinggi dari proporsi kemampuan koneksi matematis siswa model PBL.
CITATION STYLE
Jahring, J. (2020). KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS PADA MODEL PEMBELAJARAN CORE DAN NHT. AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, 9(1). https://doi.org/10.24127/ajpm.v9i1.2667
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.