Peran bidan sebagai komunikator, fasilitator, konselor, dan motivator seharusnya dapat digunakan untuk menunjang pelaksanaan senam nifas. Karena pada dasarnya ada beberapa hal yang dapat timbul jika ibu tidak melakukan senam nifas, salah satunya adalah infeksi karena involusi uterus, perdarahan yang abnormal, dan timbulnya varises. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah mengidentifikasi peran bidan dengan implementasi senam nifas, mengetahui implementasi senam nifas di praktek mandiri bidan, dan mengidentifikasi peran bidan dengan implementasi senam nifas. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian crosssectional. Jumlah sempel sebanyak 166 bidan dengan tehnik pengambilan sempel simple random sampling. kriteria inklusi meliputi, bersedia menjadi responden, memiliki PMB, memiliki SIPB, memberikan pertolongan persalinan, bersedia mengisi kuisioner secara lengkap. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data menggunakan uji uji statistik Rank spearman. Hasil penelitian menunjukan bahwa peran bidan paling banyak termasuk dalam kategori baik (66%), akan tetapi bidan yang tidak melakukan implementasi senam nifas sebanyak (87%). Berdasarkan hasil uji rank spearman didapatkan nilai sig. (2-tailed) < α, yang berarti ada hubungan antara Peran Bidan Dengan Implementasi Senam Nifas di Praktek Mandiri bidan Sekabupaten Banyuwangi. Sebaiknya bidan mrncari inovasi untuk permasalahan atau hambatan dalam melakukan pelayanan senam nifas, motivasi dan rekomendasi Kerjasama lintas sector untuk meningkatkan pembukaan layanan senam nifas.
CITATION STYLE
Christiana, I., Rizkya Danti, R., & Widyawati, A. (2023). Peran Bidan Dengan Implementasi Senam Nifas di Praktek Mandiri Bidan Se-kabupaten Banyuwangi. PROFESSIONAL HEALTH JOURNAL, 5(1), 100–107. https://doi.org/10.54832/phj.v5i1.430
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.