Tulisan ini membahas mengenai pesan moral dalam sebuah film pendek yang ditinjau melalui tanda yang selanjutnya dikaji melalui kacamata semiotika. Film yang menjadi objek tulisan ini merupakan film pendek dengan judul “Pitutur” atau yang dalam Bahasa Indonesia memiliki arti “Nasihat” yang diproduksi oleh Paniradya Kaistimewan, sebuah lembaga pemerintahan di bawah lingkup pemerintah Daerah Istiemwa Yogyakarta. Film merupakan buah cermin kehidupan manusia yang tercitrakan melalui medium audio dan visual. Film menampilkan sebuah tanda, dan tanda merujuk pada suatu makna. Lebih jauh, film juga membawa pesan tertentu yang coba disebar-luaskan kepada audiennya. Film pendek Pitutur menceritakan tentang dua orang sahabat dengan karakter dan latar kehidupan yang berbeda. Terdapat beberapa konflik yang terjadi antara para pemain. Puncaknya, terjadi sesuatu yang tidak diinginkan buah dari tindakan yang telah dilakukan sebelumnya. Terdapat petuah yang menjadi dasar film ini, disebutkan: “Pituture wong tuwo kuwi, nek kok tindakke, uripmu bakal becik. Yen ning pituture wong tuwo ki ora tok gatekke, opo meneh ora kok tindakke, uripmu bakal jungkel-jungkel” atau dalam Bahasa Indonesia dapat diartikan “Pitutur (nasihat) orang tua itu jika didengarka
CITATION STYLE
Ahmadi, A., Mulyono, D. I. P., Panuju, R., & Harliantara, H. (2022). SEMIOTIKA PESAN MORAL DALAM FILM PENDEK PITUTUR PRODUKSI PANIRADYA KAISTIMEWAN D.I.YOGYAKARTA. Prosiding Seminar Nasional & Call for Paper “Peran Perempuan Sebagai Pahlawan Di Era Pandemi” PSGESI LPPM UWP, 9(01), 6–19. https://doi.org/10.38156/gesi.v9i01.212
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.