Banyak kasus kekerasan sebagai perwujudan dari perilaku agresif, baik secara verbal (kata-kata) maupun nonverbal (tindakan). Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku agresif ini adalah lingkungan, baik fisik maupun sosial. Studi ini bertujuan untuk; 1) Mengetahui tingkat agresivitas perilaku remaja di permukiman kumuh, 2) mengetahui apakah ada perbedaan dalam tingkat agresivitas perilaku antara remaja yang tinggal di tiga wilayah yang memiliki tingkat kekumuhan yang berbeda. Studi ini melibatkan sebanyak 311 remaja yang tinggal di kawasan permukiman kumuh, di Kota Bandung. Pemerintah Kota Bandung membagi kawasan kumuh menjadi tiga tingkatan kekumuhan; 1) Agak kumuh, 2) Kumuh, dan 3) Sangat kumuh. Perilaku agresif remaja di kawasan permukiman kumuh ini diukur dengan menggunakan dua parameter, yaitu respon agresif dan intensitas tindakan agresif. Uji statistik dilakukan dengan menggunakan alat uji dari Kruskall-Wallis H yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam kadar perilaku agresif diantara remaja yang tinggal di tiga kawasan kumuh yang berbeda tersebut. Dari studi ini direkomendasikan akan pentingnya memahami karakterisktik warga yang menempati permukiman sebelum dilakukannya penataan dan perbaikan lingkungan permukiman. Pemahaman ini menjadi langkah penting untuk penerapan program/intervensi sosial selanjutnya
CITATION STYLE
Susantyo, B. (2018). PERBEDAAN PERILAKU AGRESIF REMAJA DI PERMUKIMAN KUMUHDI KOTA BANDUNG. CR JOURNAL (CREATIVE RESEARCH FOR WEST JAVA DEVELOPMENT), 4(1), 21–28. https://doi.org/10.34147/crj.v4i01.171
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.