MENGELOLA LEDAKAN HAMA DAN PENYAKIT PADI SAWAH PADA AGROEKOSISTEM YANG FRAGIL DENGAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU BIOINTENSIF

  • Wiyono S
  • Widodo .
  • Triwidodo H
N/ACitations
Citations of this article
151Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

RINGKASAN Tingkat penggunaan pestisida pada padi sawah telah membuat agroekosistem padi sawah menjadi fragil, yang ditandai dengan makin seringnya ledakan hama dan penyakit pada 10 tahun terakhir di Pulau Jawa. Pengendalian Hama Terpadu Biointensif (PHT BI) merupakan suatu integrasi teknik terbaik (best practices) dalam pengelolaan hama dan penyakit padi didasari pada optimalisasi faktor pengendali hayati dan alami, serta pengelolaan kesehatan tanaman. Ujicoba teknologi yang dikembangkan di enam lokasi pada enam kabupaten di Jawa menunjukkan bahwa PHT BI mampu mengendalikan hama dan penyakit serta meningkatkan produksi padi. PERNYATAAN KUNCI  Ledakan hama dan penyakit pada padi sawah di Pulau Jawa pada 10 tahun terakhir menjadi lebih sering terjadi dengan skala yang makin masif. Hal ini menunjukkan agroekosistem yang makin fragil.  Pestisida (insektisida, fungisida, herbisida dan bakterisida) pada padi sawah digunakan dengan tingkat sangat tinggi. Hal itu telah melemahkan ketahanan ekosistem sawah karena matinya musuh alami, kerusakan keanekaragaman hayati mikroflora dan mesofauna, dan rusaknya jaring makanan yang kompleks di sawah.  Agroekosistem yang fragil juga ditunjang oleh sangat sedikitnya bahan organik baik berupa jerami maupun pupuk kandang yang diberikan ke padi sawah. Bahan organik pada padi sawah berfungsi penting dalam menjaga kompleksitas jaring-jaring makanan di sawah selain sebagai sumber hara mikro dan makro.  PHT Biointensif yang merupakan teknologi untuk meningkatkan ketahanan ekosistem dan ketahanan tanaman, telah terbukti bisa mengendalikan dan meminimalisasi ledakan hama dan penyakit padi . REKOMENDASI KEBIJAKAN Ledakan hama dan penyakit pada padi sawah dapat dikelola dengan penerapan PHT Bio intensif dengan komponen : 116  Mengembalikan jerami ke sawah dengan tambahan sedikit pupuk kandang (2 kwintal/ ha), untuk meningkatkan pakan alternatif predator, kelimpahan mikrob berguna, perbaikan sifat fisik kimia tanah dan sumber unsur hara K, Si dan unsur mikro  Mengatur air agar tidak tergenang terus, agar jaring-jaring makanan di tanah hidup  Peningkatan ketahanan tanaman padi terhadap hama dan penyakit dengan perlakuan PGPR (plant growth promoting rhizobacteria) dan cendawan endofit  Optimalisasi pemupukan dengan pupuk NPK berdasar rekomendasi setempat  Tidak menggunakan pestisida (insektisida, fungisida, bakterisida, herbisida) sama sekali, karena akan melemahkan agroekosistem.

Cite

CITATION STYLE

APA

Wiyono, S., Widodo, ., & Triwidodo, H. (2015). MENGELOLA LEDAKAN HAMA DAN PENYAKIT PADI SAWAH PADA AGROEKOSISTEM YANG FRAGIL DENGAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU BIOINTENSIF. RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN: Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian Dan Lingkungan, 1(2), 116. https://doi.org/10.20957/jkebijakan.v1i2.10303

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free