Dalam pelaksanaanya, walaupun JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) sudah dilakukan kurang lebih 5-6 tahun lalu masih sering dijumpai celah perbedaan tarif antara Indonesia Case Based Group (INA-BCGs) dengan penetapan tarif oleh Rumah Sakit yang dirujuk pasien. Berdasarkan data dan kondisi empiris tersebut maka penelitian ini dilakukan untuk dapat menjawab perhitungan penetapan tarif INA_CBGs pada pasien rawat inap dan rawat jalan untuk kasus penyakit yang diakibatkan oleh Nyamuk Demam Berdarah (DBD) atau yang leBih dikenal dengan nama Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). Penelitian dilakukan untuk mengkonfirmasi besaran dasar penetapan tarif INA_CBGs, dan menghitung serta menganalisis formulasi dalam penyelesaian selisih perhitungan Tarif INA_CBgs dan tarif Rumah Sakit yang dirujuk pasien. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan tariff pada pasien rawat inap. Adapun formulasi praktis jangka peendek adalah subsidi silang dan model alternatif perhitungan perbedaan tarif yang ideal bagi rumah sakit dalam mengatasi selisih negative adalah dengan mengakomodasi selisih tarif melalui konfirmasi 2 arah BPJS kesehatan dan Administator Rumah sakit.
CITATION STYLE
Indupurnahayu, I., Aminda, R. S., & Rahayu, R. (2021). Komparasi Penetapan Tarif INA_CBGs dan Tarif Rumah Sakit dengan Diagnosa Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) Peserta Jaminan Kesehatan Nasional, Studi Empiris di Rumah Sakit Medika Dramaga - Bogor. Jurnal Manajemen, 12(1), 66. https://doi.org/10.32832/jm-uika.v12i1.3471
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.