ABSTRACTKotagede Cultural Heritage area has been considered less attention. The tour trail activity is able to provide historical, fun and healthy knowledge as it can only be preserved or on foot. The activity depends on the interest of the people and tourists in choosing the tour. This research is intended to contribute to the objective analysis in one of the important destinations in Yogyakarta City which is the cultural art and heritage of Kotagede and provides a spatial picture of the existing cultural tourism attractions to provide informative knowledge to the public to be in demand and Continue to preserve the tour. The study of Kotagede tourism object using qualitative method combined with the use of high-resolution remote sensing image data in more interactive visualization results. The result of Kota Gede tourism study shows that tourism object in Kotagede Culture area is cultural object, tradition, craft, and art which is summarized into four recommended route that is spiritual tour package, tour package, architectural tour package, and study tour package. Managed in a participatory manner by the surrounding community and can still grow better if received direct attention from the government and stakeholders related to the management of the tourist area of Kota Gede.ABSTRAKSejarah politik film dokumenter di Indonesia dimulai sejak Pemerintah Hindia Belanda yang menggunakan dokumenter sebagai media propaganda. Hal ini juga terjadi pada masa Orde lama dan orde baru. Reformasi melahirkan generasi perfilman Indonesia yang memproduksi berbagai bentuk film, termasuk film sosial-politik maupun film seni untuk seni. Berbagai komunitas tumbuh dan muncul festival-festival film yang mengapresiasi karya-karya film maker muda tersebut. Penelitian ini membahas salah satu dari festival film, yaitu Festival Film Dokumenter (FFD). Penelitian ini bertujuan mengetahui kekuatan komunitas penyelenggara Festival Film Dokumenter menggunakan teori Ketahanan Sosial, dan menganalisa peran Festival Film Dokumenter terhadap Ketahanan Sosial. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui studi pustaka dan studi lapangan (observasi, wawancara, dan analisis dokumen). Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Festival Film Dokumenter memenuhi kualitas Ketahanan Sosial, yaitu 1. Coping capacities - kemampuan Festival Film Dokumenter mengatasi dan menyelesaikan masalah dalam penyelenggaraan festival; 2. Adaptive capacities – kemampuan Festival Film Dokumenter untuk belajar dari pengalaman masa lalu dan menyesuaikan diri dengan tantangan masa depan; dan 3. Transformative capacities kemampuan untuk membangun lembaga yang berperan aktif dalam ketahanan masyarakat yang berkelanjutan. Festival Film Dokumenter mampu membangun Ketahanan Sosial melalui berbagai peran: menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap isu-isu yang ada di sekelilingnya, memberikan pembelajaran, dan mempertemukan berbagai pihak dalam Festival, sehingga membuka ruang partisipatoris sebagai gerakan komunitas di masyarakat yang mengarah pada civil society.
CITATION STYLE
Hidayah, N., Mas’oed, M., & Irawanto, B. (2017). Studi Ketahanan Sosial Pada Pemuda Penyelenggara Festival Film Dokumenter 2015. Jurnal Ketahanan Nasional, 23(2), 34. https://doi.org/10.22146/jkn.26296
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.