Tulisan ini menganalisis peran perempuan dan tradisi Kain Gandong dalam liminalitas hubungan Islam-Kristen yang berfokus pada ritual Panas Pela dan ritual Pelantikan raja di negeri Hative Kecil dan Hitumessing, Maluku. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik wawancara, studi dokumenter dan studi pustaka. Hasil penelitian menemukan bahwa perempuan memiliki peran yang penting dalam tradisi Kain Gandong. Perempuan berperan sebagai pemegang Kain Gandong dengan mengacu pada arti dan makna dari kata gandong itu sendiri. Tradisi Kain Gandong menciptakan sebuah ruang kebersamaan yang disebut sebagai ruang liminalitas. Ruang tersebut dapat membebaskan masyarakat dari perbedaan-perbedaan status sosial, budaya dan agama. Berdasarkan data yang diperoleh, penulis menemukan tiga nilai yang dapat berguna untuk membangun kehidupan bersama, yakni nilai persaudaraan, nilai kesetaraan dan nilai perdamaian.
CITATION STYLE
Pattiasina, S. M. O., Lattu, I. Y. M., & Nuban Timo, E. I. (2018). PEREMPUAN DAN LIMINALITAS PERDAMAIAN: Hubungan Islam-Kristen dalam Liminalitas Simbolik Kain Gandong di Maluku. PALASTREN Jurnal Studi Gender, 11(2), 205. https://doi.org/10.21043/palastren.v11i2.3298
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.