Abstrak Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST) bukanlah isu baru bagi Indonesia.Sejak Konperensi Asia Afrika (KAA) diselenggarakan pada tahun 1955 di Bandung, saat itulah Indonesia sudah memulai kebijakan kerjasama selatan-selatan. Hingga saat ini berarti sudah 60 tahun lebih Indonesia bergelut dengan kebijakan kerjasama selatan-selatan dan triangular ini.Meskipun demikian, masih ada banyak masalah dalam pengimplementasian kebijakan ini. Tidak semua orang Indonesia memahami isu KSST ini atau perlunya memberikan bantuan ke negara sedang berkembang yang lain sementara masih banyak permasalahan pembangunan di dalam negeri. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisa mengapa Indonesia memberikan bantuan luar negeri melalui skema KSST. Selain itu tujuan ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi hambatan dan tantangan Indonesia dalam mengimplementasikan KSST. Tulisan ini akan menggunakan pendekatan liberal-institusionalisme untuk memahami dan menganalisa isu KSST ini. Keterlibatan Indonesia dalam G20 akan diangkat sebagai studi kasus dalam tulisan ini untuk menemukan jawabab mengapa Indonesia mau memberikan bantuan luar negeri melalui skema KSST, tentunya dengan menggunakan pandangan Liberalis-Institusionalisme. Argumen utama dari tulisan ini adalah Indonesia dapat menciptakan mutual gain melalui skema KSST dan memberikan kontribusi positif dalam mewujudkan kepentingan kolektif dari anggota G20 untuk meningkatkan kesejahteraan global. Kata kunci: kerjasama selatan-selatan dan triangular (KSST), bantuan luar negeri, indonesia, liberal-institusionalisme, kepentingan kolektif Abstract South-South and Triangluar Cooperation (SSTC) is not a new issue for Indonesia. Indonesia has begun south-south cooperation policy since Asia Africa Conference held in Bandung in 1955.It means that Indonesia has experienced in SSTC for 60 years. Nevertheless, there are still many problems in implementing this policy. Not every Indonesian understand about this issue or the need of giving aid to other developing countries while there are still many development problems occurring in domestic level. This study is aimed to analyze why Indonesia giving overseas development aid through SSTC scheme and to identify the obstacle and challange of Indonesia in implementing SSTC. This study will use liberal-institutionalism approach in order to understand and to analyze the issue. Indonesia involvement in G20 will be discussed as a case study to find the anwer of why Indonesia giving ODA through SSTC. The main argument of this study is that Indonesia will create mutual gain through SSTC and give positive contribution in realizing collective interest of G20 members to improve global prosperity.
CITATION STYLE
Apresian, S. R. (2017). Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular Sebagai Instrumen Peningkatan Peran Indonesia di Tingkat Global. Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional, 12(2), 189. https://doi.org/10.26593/jihi.v12i2.2653.189-203
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.