Artikel ini bertujuan mengungkapkan dan menjelaskan latar belakang dan pasang surut konflik antara Mandar dengan pemerintah kolonial Belanda. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah metode sejarah, yakni menjelaskan suatu persoalan berdasarkan perspektif sejarah. Prosedurnya melalui empat tahap, yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi dalam bentuk kisah. Hasil kajian menunjukkan bahwa konflik dilatari oleh tuntutan ganti rugi atas sejumlah tindakan perompakan yang dilakukan oleh penduduk Mandar. Selain itu, konflik juga dilatari oleh campur tangan pemerintah kolonial Belanda terhadap urusan dalam negeri kerajaan-kerajaan di Mandar, terutama konflik internal di kalangan ana’ pattola payung (para pewaris tahta). Hal inilah yang mendasari pemerintah kolonial Belanda melancarkan agresi militer terhadap kerajaan-kerajaan di Mandar pada 1862. Meskipun Mandar memberikan perlawanan atas serangan militer itu, mereka harus mengakui keunggulan pasukan militer Belanda dan menerima tuntutan pemerintah kolonial. Untuk meyelesaikan konflik tersebut dilakukan pembaruan kontrak politik pada tanggal 6 Desember 1862 yang dampaknya amat merugikan bagi kerajaan-kerajaan di Mandar.
CITATION STYLE
Amir, M. (2017). KONFLIK MANDAR DENGAN BELANDA PADA 1862. Walasuji : Jurnal Sejarah Dan Budaya, 8(2), 233–252. https://doi.org/10.36869/wjsb.v8i2.118
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.