Puti Jamilan "Raja Perempuan” di Minangkabau

  • Nelmawarni N
  • Warnis W
  • Kustati M
  • et al.
N/ACitations
Citations of this article
10Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

The woman figure from Pagaruyung Minangkabau descendent is still rare to be discussed in many forums. However, the role of women in Malay is very important in political field in 18th century. Tuhfat al-Nafis becomes one of experts who has written the figure comprehensively. In his book, it was described that there is a figure who named Puti Jamilan, who has been well-known as Bundo Kanduang in Pagaruyung Kingdom. She has important position in the hierarchy of Pagaruyung kingdom. Puteri Jamilan or Bundo Kanduang is an intellectual women who has strong influence not only in Minangkabau but also in the coastal area of Sumatra. She has a power to instruct her soldiers to convey messages and letters. She is called by “Women Princess in Minangkabau” or Yang Dipertuan Baginda Puteri Jamilan. It was found in the Dutch museum that Putri Jamilan has strong power in Jambi dan Malacca in the 18th century. In addition, Puti Jamilan is also said to be the foster mother of Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah (Raja Kecil Siak). The success of the Small King conquered the throne of Johor was due to the strong support from Puti Jamilan and Pagaruyung Kingdom. Thus, the paper discusses more about Puti Jamilan and her role as Minangkabau's "Women Princess" in political arena in the Malay World.Keywords: Puteri Jamilan; Bundo Kanduang; Raja Perempuan, Minangkabau Abstrak: Sosok seorang wanita dari kaum kerabat Pagaruyung Minangkabau masih tidak banyak dibincangkan secara ilmiah. Meskipun peranan wanita ini begitu penting dalam percaturan politik dan kekuasaan di dunia Melayu pada awal abad ke-18. Salah satu sumber yang menyebutkan tentang sosok wanita ini adalah Tuhfat al-Nafis. Dalam kitab ini disebutkan bahwa di Pagaruyung terdapat seorang wanita yang bernama Puti Jamilan, ibu suri di istana. Beliau adalah ibu atau bunda dari Raja Pagaruyung, yang sebenarnya mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari puteranya dalam hirarki pemerintahan Minangkabau. Puteri Jamilan atau Bundo Kanduang adalah seorang perempuan yang amat cerdas dan mempunyai kuasa politik serta pengaruh moral yang kuat tidak hanya di Minangkabau, bahkan juga di pantai Barat dan Timur Sumatera. Beliau mempunyai kuasa untuk mengutus dan menghantar surat ke dunia luar dengan menggunakan gelaran “Raja Perempuan Minangkabau” atau Yang Dipertuan Baginda Puteri Jamilan. Bahkan Rekod Belanda juga menyebutkan kuasa politik dan moral Puti Jamilan melalui surat-surat yang ditulisnya ke kerajaan-kerajaan di Alam Melayu seperti Jambi dan Melaka pada awal kurun ke-18. Selain itu Puti Jamilan juga dikatakan sebagai ibu angkat kepada Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah (Raja Kecil Siak). Keberhasilan Raja Kecil menaklukan takhta Kerajaan Johor adalah berkat sokongan padu dari Puti Jamilan dan Kerajaan Pagaruyung. Sehubungan dengan itu kertas kerja ini akan membincangkan lebih lanjut tentang Puti Jamilan dan peranannya sebagai "Raja Perempuan” Minangkabau dalam percaturan politik di Alam Melayu.Kata kunci: Puteri Jamilan; Bundo Kanduang; Raja Perempuan, Minangkabau

Cite

CITATION STYLE

APA

Nelmawarni, N., Warnis, W., Kustati, M., & Trinova, Z. (2018). Puti Jamilan "Raja Perempuan” di Minangkabau. Sains Insani, 3(2), 8–14. https://doi.org/10.33102/sainsinsani.vol3no2.55

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free