Abstrak Penelitian dengan sumber data Kumpulan Cerita Rakyat Nusa Tenggara Timur ini bertujuan untuk menemukan jenis-jenis maksim sebagai kaidah kesantunan berbahasa dan pelanggarannya, serta implikatur di dalam tuturan yang ditemukan. Kesantunan Berbahasa dalam Kumpulan Cerita Rakyat Nusa Tenggara Timur merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Teori yang digunakan adalah yang dikemukakan oleh Leech (1983) tentang prinsip kesantunan berbahasa yang terbagi dalam enam maksim. Data dianalisis berdasarkan uraian cerita dan dialog tuturan antar tokoh untuk menemukan pematuhan kaidah maksim-maksim dan pelanggarannya. Kemudian dari tuturan yang ditemukan dipilah jenis implikaturnya. Hasil penelitian menunjukkan dari sebelas sumber data yang peneliti gunakan ditemukan keenam maksim yang menjadi patokan kesantunan berbahasa. Maksim kebijaksanaan terdiri dari 13 tuturan, maksim kedermawanan terdiri atas 5 tuturan, maksim penghargaan terdiri atas 15 tuturan, maksim kerendahan hati terdiri atas 2 tuturan, maksim kecocokan terdiri atas 8 tuturan dan maksim simpati terdiri atas 6 tuturan. Beberapa pelanggaran maksim yang ditemukan meliputi pelanggaran maksim kebijaksanaan terdiri dari 29 tuturan, pelanggaran maksim penghargaan terdiri atas 1 tuturan, pelanggaran maksim kerendahan hati terdiri atas 1 tuturan, dan pelanggaran maksim simpati terdiri atas 3 tuturan. 3 tuturan yang masuk kedalam jenis implikatur nonkonvensional sedangkan sisanya 80 tuturan merupakan tuturan dengan implikatur konvensional Kata kunci: cerita rakyat, kesantunan, maksim kebahasaan
CITATION STYLE
Doko, Y. D. (2017). KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KUMPULAN CERITA RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR. RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, 3(1), 159–169. https://doi.org/10.22225/jr.3.1.163.159-169
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.