OPTIMASI PENGGUNAAN SEDIMENT TRAP PADA ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA MENGGUNAKAN PEMODELAN TRANSPOR SEDIMEN (STUDI KASUS: ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA, JAWA TIMUR)

  • Pratomo D
  • Aziz M
N/ACitations
Citations of this article
18Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Abstrak Pelabuhan Tanjung Perak merupakan salah satu pelabuhan terbesar di Indonesia yang cukup strategis bagi perkembangan ekonomi dan transportasi laut. Diperlukannya penanganan bagi alur pelayaran agar lalu lintas kapal tetap stabil. Lokasi penelitian di Alur Pelayaran Barat Surabaya dengan 3 kondisi berbeda yaitu Pre-Survey, Post-Survey kondisi 1 memiliki sediment trap dan Post-Survey kondisi 2 tidak memiliki sediment trap. Penelitian menggunakan pemodelan 3D untuk melihat aktifitas hidrodinamika. Hasil dari pemodelan adalah pola arus, yang akan mempengaruhi pola sebaran sedimen pada area penelitian. Model dibentuk berdasarkan parameter berupa pasang surut, debit sungai, dan angin di daerah penelitian. Pasang surut Pre-Survey memiliki nilai RMSE dan MAE sebesar 0,0307 meter dan 0,0244 meter dengan arus 0,3 m/s. Post-Survey kondisi 1 memiliki nilai sebesar 0,0336 meter dan 0,0276 meter dengan arus 0,2 m/s. Post-Survey kondisi 2 memiliki nilai sebesar 0,0563 meter dan 0,0289 meter dengan arus 0,4 m/s. Pola sebaran sedimen antara Post-Survey kondisi 1 dan kondisi 2 memiliki nilai yang dominan hampir sama dimulai dari-0,005 meter hingga 0,0175 meter. Nilai maksimal kondisi 1 senilai 0,072 meter sedangkan kondisi 2 senilai 0,062 meter pada area sediment trap. Walaupun kondisi 1 memiliki nilai maksimal lebih besar dari kondisi 2, hal tersebut terjadi di beberapa titik saja. Kata kunci : Alur Pelayaran, Arus, Pemodelan Hidrodinamika, Sediment Trap. Abstract Tanjung Perak Port is one of the largest ports in Indonesia that is quite strategic for economic development and sea transportation. The handling of shipping lanes is needed so that ship traffic remains stable. The research location in Alur Pelayaran Barat Surabaya with 3 different conditions namely Pre-Survey, Post-Survey condition 1 has a sediment trap and Post-Survey condition 2 has no sediment trap. Research uses 3D modeling to see hydrodynamic activity. The results of modeling are current patterns, which will influence the pattern of sediment distribution in the study area. The model is formed based on the parameters of tides, river discharge, and wind in the study area. Tidal Pre-Survey has a value of RMSE and MAE of 0.0307 meters and 0.0244 meters with a current of 0.3 m/s. Post-Survey condition 1 has a value of 0.0336 meters and 0.0276 meters with a current of 0.2 m/s. Post-Survey condition 2 has a value of 0.0563 meters and 0.0289 meters with a current of 0.4 m/s. The pattern of sediment distribution between Post-Survey conditions 1 and condition 2 has the same dominant value starting from-0.005 meters to 0.0175 meters. Maximum value of condition 1 is 0.072 meters while condition 2 is 0.062 meters in sediment trap area. Even though condition 1 has a maximum value greater than condition 2, it occurs at just a few points.

Cite

CITATION STYLE

APA

Pratomo, D. G., & Aziz, M. R. F. (2020). OPTIMASI PENGGUNAAN SEDIMENT TRAP PADA ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA MENGGUNAKAN PEMODELAN TRANSPOR SEDIMEN (STUDI KASUS: ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA, JAWA TIMUR). Geoid, 15(2), 228. https://doi.org/10.12962/j24423998.v15i2.7129

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free