Seperti diketahui, sampai sekarang masih banyak kelompok etnis di Indonesia yang memiliki dan memelihara serta menggunakan manik-manik sebagai perhiasan dan kelengkapan dalam upacara-upacara ritual. Pengguna manikmanik pada sub etnis Dayak Ngaju di Kalimantan masih tetap berlangsung hingga dewasa ini, terutama digunakan padasaat upacara-upacara ritual seperti kematian (tiwah) dan penyertaan benda kubur, atau pesta-pesta adat lainnya. Masyarakat Dayak memang identik dengan manik-manik, karena banyak mewarnai keseharian mereka mulai dari perlengkapan baju, hiasan kepala, kalung, tas, mandau, dan lain-lain. Dalam upaya memahami peranan manik-manik dalam kehidupan dan tradisi suku Dayak Ngaju di Kalimantan, maka kajian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan etnoarkeologi. Data etnografi menjadi acuan dasar dalam mengkaji kebudayaan masyarakat Dayak Ngaju di Desa Mirah sebagai bahan analogi untuk menjelaskan fungsi manik-manik dalam sistem sosial masyarakatnya.
CITATION STYLE
Nasruddin, N. (2018). PERANAN MANIK-MANIK PADA SUKU DAYAK NGAJU: STUDI ETNOARKEOLOGI. Kindai Etam: Jurnal Penelitian Arkeologi, 2(1). https://doi.org/10.24832/ke.v2i1.9
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.