Konsep diri merupakan faktor utama dalam kepribadian seseorang yang memiliki peran dalam membimbing dan mengarahkan perkembangan kepribadian serta perilaku di lingkungan hidupnya. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Jawa Barat, indeks yang cukup dominan adalah kecemasan dan kekhawatiran sebesar 62,5%. Tingkat kecemasan yang tinggi di Jawa Barat terjadi pada masa akhir remaja yang beralih ke masa dewasa muda atau pada jenjang perkuliahan yang umumnya dialami oleh mahasiswa. Terdapat sebuah penelitian yang mengatakan bahwa konsep diri bukan bawaan dari lahir, namun pengalaman yang terjadi saat anak melakukan interaksi dengan orang lain melalui komunikasi yang terhubung. Peran keluarga merupakan pendukung utama dalam memperoleh pengalaman berupa respon sehingga dapat memberikan pengetahuan serta penilaian diri pada anak yang nantinya akan membawa pembentukan konsep diri remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pola komunikasi keluarga orang tua tunggal dalam konsep diri remaja akhir. Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Kemudian penelitian ini menggunakan metode wawancara dan pengumpulan data, hasil dari penelitian ini adalah pola komunikasi yang dilakukan oleh orang tua tunggal dalam konsep diri remaja merupakan pola consensual family di mana orang tua tunggal memiliki keterbukaan dan keseragaman nilai yang tinggi dalam melakukan komunikasi di dalam keluarga.
CITATION STYLE
Putri Apsarini, E., & Rina, N. (2022). POLA KOMUNIKASI ORANG TUA TUNGGAL DALAM KONSEP DIRI REMAJA AKHIR. Medium, 10(1), 41–53. https://doi.org/10.25299/medium.2022.vol10(1).9031
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.