Komunitas Keamanan Terpadu Berbasis Collaborative Governance

  • Devi Yulianti M
N/ACitations
Citations of this article
40Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Abstract Security and order (Kamtibmas) is a basic need that is always expected by the community in carrying out daily activities. In order to create the situation (Kamtibmas) in an environment, various kinds of stakeholders must be involved, not only rely on just one side of the part. Collaborative Governance is one way of the tendency that arises from the development of science and institutional capacity that can be done to create it. This was done by Sukarame Village in reaching the security and order situation in their local area environment through Collaborative Governance practices. They officially create Integrated Security Communities (Komunitas Keamanan Terpadu or K2T) by involving various stakeholders. It consists of the government, the police, the military, RAPI, the private sector, and the community through the actualization of each owned by the stakeholders. The results of this study show that Collaborative Governance in the Integrated Security Community is well organized because it is motivated by the participation of each stakeholder by carrying out their respective roles. The type of research used in this research is descriptive type with a qualitative approach, data collection techniques, observations, interviews, and documentation. While the supporting factor is the presence of a leading figure in the Integrated Security Community, as well as the availability of areas of collaboration and support from every stakeholder involved. Key Words: Collaborative Governance, Participation, Stakeholders, Integrated Security Community Abstrak Keamanan dan Ketertiban (Kamtibmas) merupakan sebuah kebutuhan dasar yang senantiasa diharapkan oleh masyarakat dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Untuk menciptakan situasi Keamanan dan Ketertiban (Kamtibmas) dalam suatu lingkungan tentunya tidak bisa mengandalkan salah satu pihak saja melainkan harus melibatkan berbagai macam stakeholders. Collaborative Governance merupakan salah satu cara kecenderungan yang muncul dari perkembangan ilmu pengetahuan dan kapasitas institusi atau lembaga yang dapat dilakukan dalam menciptakan Keamanan dan Ketertiban (Kamtibmas). Hal ini yang dilakukan oleh Kelurahan Sukarame dalam menciptakan Keamanan dan Ketertiban (Kamtibmas) di lingkungan Kelurahan Sukarame melalui praktek Collaborative Governance melalui pembentukan Komunitas Keamanan Terpadu (K2T) dengan melibatkan berbagai stakeholders didalamnya, diantaranya terdapat pemerintah, Polisi, Danramil, RAPI, swasta dan masyarakat melalui pengaktualisasian kapasitas masing-masing yang dimiliki oleh stakeholders. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe deskriptif dengan pendekatan kualitatif, teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan Collaborative Governance di Komunitas Keamanan Terpadu (K2T) terwujud dengan baik dikarenakan adanya partisipasi yang dilakukan oleh setiap stakeholders dengan menjalankan peran yang mereka miliki masing-masing. Adapun faktor penghambat konsistensi masyarakat yang masih berubah-ubah dan faktor pendukung sosok figur kepemimpinan di dalam Komunitas Keamanan Terpadu (K2T), tersedianya area berkolaborasi dan dukungan dari setiap stakeholders yang terlibat. Kata Kunci: Collaborative Governance, Partisipasi, Stakeholders, Komunitas Keamanan Terpadu (K2T)

Cite

CITATION STYLE

APA

Devi Yulianti, M. S. I. F. M. (2021). Komunitas Keamanan Terpadu Berbasis Collaborative Governance. Jurnal Ilmu Kepolisian, 14(3), 22. https://doi.org/10.35879/jik.v14i3.281

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free