Intensitas curah hujan merupakan hal yang cukup sulit untuk diprediksi. Banyak hal yang dapat menjadi faktor penentu curah hujan, diantaranya adalah suhu, kecepatan angin, kelembapan udara, tekanan udara, dan lain-lain. Faktor cuaca ini tentu menjadi komponen utama yang sulit untuk diprediksi dan diperhitungkan, karena akan sangat berguna dalam kegiatan sehari-hari. Kegiatan tersebut meliputi produksi pertanian, perkebunan, perikanan, dan transportasi. Dalam bidang pertanian, curah hujan dapat mempengaruhi masa tanam setiap tahun dan jenis tanaman apa yang cocok untuk ditanam. Selain itu, informasi curah hujan juga dapat mengantisipebabkan kegagalan produksi pertanian. Banyak metode peramalan yang dapat digunakan untuk melakukan peramalan, seperti metode Fuzzy yang digunakan pada penelitian ini, dengan membandingkan Fuzzy tsukamoto dan Fuzzy mamdani menggunakan data intensitas curah hujan bulanan di Kabupaten Sumenep. Berdasarkan hasil prediksi Curah Hujan dihasilkan MAPE Fuzzy Tsukamoto 59,9503 dan RMSEnya 114,8893, Fuzzy Mamdani metode Bisector menghasilkan MAPE 59,7829, Fuzzy Mamdani metode MOM (Mean Of Maximum) menghasilkan MAPE 62,9953, LOM (Largest Of Maximum) menghasilkan MAPE 59,2672, Fuzzy Mamdani metode SOM (Smallest Of Maximum) menghasilkan MAPE 157,4189 maka nilai prediksi RMSE terbaik menggunakan Fuzzy Mamdani Metode SOM (Smallest Of Maximum).
CITATION STYLE
Yulianto, T., Solehah, I., Faisol, F., Amalia, R., & Tafrikan, M. (2023). Perbandingan Fuzzy Tsukamoto Dan Fuzzy Mamdani Dalam Memprediksi Intensitas Curah Hujan Di Kabupaten Sumenep. Jurnal Aplikasi Teknologi Informasi Dan Manajemen (JATIM), 4(1), 69–83. https://doi.org/10.31102/jatim.v4i1.2186
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.