Rekonstruksi sejarah membutuhkan arsip, utamanya arsip statis, yaitu arsip yang yang dihasilkan oleh pencipta arsip karena memiliki nilai guna kesejarahan. Arsip sebagai rekaman peristiwa atau kegiatan pada masa lalu sangat dibutuhkan dalam penulisan sejarah. Hal Ini sejalan dengan guna sejarah yang secara intrinsik yaitu sejarah sebagai cara mengetahui masa lampau. Tanpa arsip, maka peristiwa sejarah tidak dapat diungkap. Arsip dalam konteks ilmu sejarah dikategorikan sebagai sumber primer yaitu sumber yang diperoleh dari orang yang melihat langsung, mendengar langsung atau terlibat langsung. Arsip sebagai sumber primer, setelah dilakukan tahapan kritik, maka derajat kualitas sumber ini adalah sumber yang utama. Dalam pengungkapan sejarah perkebunan tebu di Keresidenan Jepara dan Keresidenan Tegal pada abad ke-19, kontribusi arsip tekstual sangat vital. Tanpa adanya arsip teksual yang dibuat oleh pemerintah kolonial, maka pengungkapan sejarah perkebunan di Jepara dan Tegal akan mengalami kesulitan. Arsip yang digunakan sebagai rujukan adalah arsip kolonial yang terdiri dari arsip laporan tahunan umum, laporan tahunan, arsip pemerintah umum, keputusan, laporan 3 bulanan, laporan kolonial, laporan dari departemen koloni, lembaran negara, arsip keuangan, arsip statistik perdagangan dan pelayaran, lembaran negara Hindia Belanda), dan yang lainnya. Melalui arsip yang tersedia tersebut dapat dilakukan eksplanasi berkaitan dengan eksistensi perkebunan tebu di Keresidenan Jepara dan Keresidenan Tegal pada abad ke-19 mulai dari jumlah lahan, tenaga kerja, upah buruh, jumlah produk, dan yang lain-lain.
CITATION STYLE
Alamsyah, A. (2018). Kontribusi Arsip dalam Rekonstruksi Sejarah (Studi di Keresidenan Jepara dan Tegal Abad Ke-19). Anuva, 2(2), 153. https://doi.org/10.14710/anuva.2.2.153-163
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.