Sabun antiseptik yang ada di pasaran selama ini menggunakan zat aktif sintetik untuk membunuh bakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penambahan ekstrak kayu secang terhadap daya hambat auerus pada sabun transparan dan mengetahui mutu sabun tranparan dari ekstrak kayu secang sesuai standar nasional indonesia (SNI 06-3532-2016). Proses pembuatan sabun menggunakan metode panas dengan waterbath sebagai medianya. Minyak kelapa murni (VCO) dipanaskan dengan waterbath. Masukkan asam stearat, lalu aduk hingga homogen. Kemudian masukkan larutan NaOH 30%. Setelah itu masukkan etanol 96%, gliserin, sirup gula (gula pasir+akuades yang dicairkan terlebih dahulu), coco-DEA terlebih, NaCl, dan fragrance oil kemudian aduk hingga tercampur sempurna. Turunkan suhunya hingga mencapai ±50°C kemudian masukkan ekstrak kayu secang kemudian tuangkan ke dalam cetakan silikon dan diamkan selama 24 jam. Setelah 24 jam, sabun dilakukan proses curing selama ±3 minggu. Pada penelitian ini kemampuan sabun dari ekstrak kayu secang untuk menghambat bakteri Staphylococcus aureus pada sabun transparan diperoleh diameter zona hambat tertinggi pada variasi penambahan 2% ekstrak kayu secang yaitu 13,3 mm. Kadar air tertinggi pada F4 yakni penambahan 2% ekstrak kayu secang dengan nilai 3,8% dan kadar air terendah pada F1 yakni tanpa penambahan ekstrak kayu secang dengan nilai 2,63%
CITATION STYLE
Kalla, R., Putriani, E., Derwan, I. S., & Wiyani, L. (2023). PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK KAYU SECANG PADA PEMBUATAN SABUN ANTIBAKTERI TRANSPARAN. ILTEK : Jurnal Teknologi, 18(02), 70–75. https://doi.org/10.47398/iltek.v18i02.127
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.