Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh madu terhadap kemampuan migrasi dan diferensiasi sel HDF sebagai model luka in vitro. Sel Human Dermal Fibroblast (HDF)ditanam dalam cawan kultur 6 sumuran untuk uji migrasi dengan scratch assay dan 24 sumuran untuk uji diferensiasi. Sel HDF untuk uji migrasi diberi madu dengan konsentrasi bervariasi selanjutnya diinkubasi selama 18, 44, dan 90 jam. Kecepatan penutupan model luka dihitung dengan prosentase. Untuk uji diferensiasi, sel HDF yang ditanam pada plate 24 dibagi menjadi 6 perlakuan yaitu kontrol tanpa serum dan medium adipogenesis (K1), kontrol serum dan medium adipogenesis (K2),. Setelah konfluens + 70%, diberikan perlakuan yang berisi medium tanpa serum dan madu dosis 0,5% (K3), 1% (K4), 2% (K5), dan 4% (K6) diinkubasi hingga hari ke-7. Kemudian sumuran yang berisi medium madu pada hari ke-8 diganti dengan medium adipogenesis. Pengamatan dilakukan pada hari ke-14, ke-21 dan dilanjutkan dengan pewarnaan Oil Red-O. Hasil penelitian menunjukkan pemberian madu dosis 1% mempercepat migrasi fibroblast sehingga mempengaruhi keberhasilan penyembuhan luka. Pemberian madu juga menyebabkan peningkatan jumlah diferensiasi sel HDF menjadi sel adiposit secara signifikan (p<0,05) pada dosis madu 1%. Pemberian suplementasi madu dosis 1% dapat meningkatkan kemampuan migrasi dan diferensiasi sel HDF pada model luka in vitro.
CITATION STYLE
Rahmah Aprilia, Y., Nadira, N., & Syamsul Hadi, R. (2019). Pengaruh Madu terhadap Migrasi dan Diferensiasi Sel Human Dermal Fibroblast (HDF ) sebagai Model Uji Luka In Vitro. Majalah Kesehatan Pharmamedika, 10(2), 071. https://doi.org/10.33476/mkp.v10i2.725
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.